Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika mengundang semua bos operator telekomunikasi bertemu pada malam ini (19/9) untuk mendiskusikan lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz.
CEO PT Indosat Tbk. (ISAT), Alexander Rusli mengatakan Indosat Ooredoo telah menerima surat undangan dari Kemenkominfo untuk hadir dan membahas tentang lelang spektrum frekuensi.
"Iya betul, kami sudah terima suratnya. Undangannya sih nanti malam ya," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (19/9).
Baca Juga Video Jerapah Putih di Hutan Kenya |
---|
Pemerintah bulan ini berencana menggelar lelang spektrum radio di frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz. Dua blok sepanjang 5 MHz akan dilelang pada frekuensi 2,1 GHz, sedangkan blok sepanjang 30 MHz akan ditawarkan pada frekuensi 2,3 GHz.
Lelang frekuensi 2.100 MHz dan 2.300 MHz tersebut hanya boleh diikuti oleh operator selular yang saat ini sudah beroperasi.
Peraturan Pemerintah No. 80/2015 terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengharuskan seleksi kepemilikan frekuensi 2.100 MHz dan 2.300 MHz menggunakan skema lelang.
Sebagai informasi, frekuensi 2.100 Mhz memiliki panjang 60 MHz yang dibagi ke dalam 12 blok. Blok 1 dan 2 ditempati oleh Hutchison Tri Indonesia (H3I), blok 3 hingga 5 ditempati oleh Telkomsel. Blok 6 dan 7 ditempati oleh Indosat Ooredoo dan terakhir blok 8 hingga 10 ditempati oleh XL Axiata.
Sehingga menyisakan blok 11 dan 12 yang akan segera dilelang. Sampai, saat ini keempat operator telah menyatakan minatnya untuk mengikuti lelang dan telah membuat skema refarming apabila pemenang lelah telah diumumkan.
Frekuensi 2.300 MHz memiliki panjang 90 MHz yang saat ini ditempati oleh Smartfren sebanyak 30 MHz dan lisensi regional yakni Internux sepanjang 15 MHz serta First Media sepanjang 15 MHz.