Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri layanan over the top (OTT) asal Rusia, Telegram, Pavel Durov menemui pemerintah Indonesia setelah beberapa waktu lalu layanannya sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kedatangan Durov ke Jakarta adalah bukti nyata bahwa pengguna Telegram Indonesia tidak akan dilepas begitu saja oleh Durov. Namun tentu saja Durov harus mengikuti sejumlah regulasi yang telah ditetapkan pemerintah terhadap layanan OTT, tanpa terkecuali.
Salah satu regulasi yang ditetapkan pemerintah terhadap layanan OTT yaitu membuat kantor perwakilan seperti Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau memindahkan server Telegram ke Indonesia agar layanan media sosial pesan instan asal Rusia tersebut tetap dapat beroperasi di Indonesia.
Jika Durov menolak regulasi tersebut, maka dia harus siap melepaskan seluruh pengguna layanannya di Indonesia karena pemerintah telah mengancam akan memblokir layanan OTT yang tidak tunduk terhadap regulasi yang ditetapkan.
Lalu siapa yang akan menampung seluruh pengguna Telegram Indonesia tersebut, salah satu layanan media sosial pesan instan dalam negeri Lite Big Messenger mengaku telah siap untuk menampung seluruh pengguna Telegram Indonesia.
Pihak Lite Big Messenger mengaku layanannya tersebut memiliki tingkat keamanan dan privasi yang tinggi untuk penggunanya, sehingga tidak kalah dengan layanan Telegram.