Ekonomi Digital Butuh Eksosistem Lengkap

Agne Yasa
Senin, 8 Mei 2017 | 20:26 WIB
Ruang kantor Plug and Play./Media - Plug and Play Tech Center
Ruang kantor Plug and Play./Media - Plug and Play Tech Center
Bagikan

JAKARTA -- Ekosistem digital yang lengkap berperan penting untuk terwujudnya ekonomi digital dengan ditandai kemajuan perusahaan rintisan yang dilrik oleh investor. 

Plug and Play (PNP),  perusahaan startup accelerator yang berbasis di Silicon Valley, menilai saat ini ekosistem di Indonesia masih dalam tahap pengembangan.

President Director PNP Indonesia Wesley Harjono mengatakan untuk menarik investor, ekosistem memiliki peran penting karena jika berkaca dari keberhasilan Silicon Valley dalam bidang inovasi teknologi yakni ekosistem lengkap yang telah menjadi satu kesatuan di mana terdapat universitas, inkubator, akselerator, serta visi dan korporasi yang memiliki pasar.

“Ekosistem berperan penting dalam hal ini, yang diperlukan Indonesia adalah ekosistem yang lengkap dan baik,” ujar Wesley di Jakarta, Senin (8/5).

Dari sisi permodalan, menurutnya tantangan tidak begitu besar karena banyak sekali pemdoal asing yang ingin masuk ke Indonesia, seperti pemodal asal China, Amerika Serikat, dan Jepang karena Indonesia merupakan pasar yang besar dan menawarkan kentungan yang besar dalam hal itu. Dia mengatakan pemodal juga ada beberapa tahap, mulai dari startup  pada tahap awal atau yang sudah besar.

“Banyak sekali kalau modal, jadi bukan sesuatu hambatan untuk startup, masalahnya bagaimana ekosistem di Indonesia berkembang dan dapat menghasilkan startup yang berkualitas untuk layak diinvestasi oleh investor. Kapan bisa menghasilkan Gojek kedua, atau Tokopedia dan Traveloka, itu masalah eksosistem, kalau modal banyak orang mau masuk Indonesia,” jelasnya.

Dia mengatakan ke depan skema modal ventura juga akan semakin berkembang untuk mendanai startupMenurutnya, hal ini terlihat dengan perusahaan-perusahaan yang membentuk corporate venture.

“Kami melihat sekarang trennya setiap perusahaan memiliki modal ventura yang dibentuk untuk menlayani kebutuhan korporasi. Akan semakin banyak dan berkembang modal ventura karena semakin banyak korporasi menyadari pentingnya inovasi terutama dalam bidang teknologi,” ujarnya.

Wesley  mengungkapkan yang menjadi tantangan bagi startup di Indonesia ini yaitu regulasi dan jaringan atau akses ke pasar karena seringkali pelaku startup ini terbilang masih muda dan baru masuk ke bisnis. Dia mengatakan PNP Indonesia juga berperan dalam menghubungkan startup  yang relevan kepada korporasi.

“Ekosistem ini makin cepat terbentuk kalau semua pelaku industri tech startup berkolaborasi, kuncinya kolaborasi, di Sillicon Valey semua berkolaborasi untuk membangun ekosistem itu,” ujarnya.  

Sementara itu, PNP juga memilih 11 startup untuk mengikuti program akselerasi startup di Jakarta. Accelerator Director PNP Indonesia Nayoko Wicaksono mengatakan PNP Indonesia ingin membantu ekosistem digital Indonesia melalui program ini. Adapun para Startup terpilih mendapatkan seed funding dengan total nilai mencapai US$60.000.

 

“Kesebelas startup ini campuran dari local startup dari Indonesia dan dari internasional karena banyak startup luar yang ingin masuk ke Indonesia, yang pasarnya besar. Harapannya, ada pertukaran pengetahuan dari program akselerator PNP ini,” ujarnya.

Nayoko mengatakan startup lokal asal Indonesia memiliki kekuatan dalam pengetahuan lokal. Menurutnya, startup lokal membutuhkan bantuan dari segi teknikal untuk dapat meningkatkan skala bisnisnya.

“Plug And Play memiliki keahlian dalam menghubungkan korporasi dengan pasar yang besar dengan para startup. Kami mampu membantu korporat lokal untuk melihat tren yang berkembang agar tidak tidak terkena disrupsi,” jelasnya.

Dia mengatakan ini membantu dari dua sisi, yang menjadi spesialisasi Plug And Play dari Amerika Serikat yaitu membantu korporasi untuk inovasi ke depan dan startup untuk berkembang.

Adapun Terkait tren startup ke depan, dia mengatakan financial technolog (fintech) masih akan terus berkembang.

“Untuk startup health tech dan agrikultur tech  juga akan berkembang ke depan, untuk agrikultur karena banyak petani kekurangan dana dan perlu dibantu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper