Bisnis.com, JAKARTA--Proyek Palapa Ring jilid II dengan nilai total CAPEX sekitar Rp8 triliun ditargetkan rampung pada 2018 dan mulai beroperasi 1 Januari 2019. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang berperan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) mengungkapkan proyek ini ditargetkan rampung pada 2018, sehingga per 1 Januari 2019 sudah mulai beroperasi.
“Pembangunannya sendiri akan secepatnya dilakukan setelah proses financial closing untuk yang Paket Barat dan Paket Tengah. Proses ini dilakukan antara pemenang tender dengan lender. Tergantung penyelesaian keduanya. Harapannya tahun ini sudah mulai dibangun, 2018 selesai dan 2019 sudah beroperasi,” paparnya, Jumat (4/3) di Jakarta.
Rudiantara menambahkan, untuk paket timur sendiri masih dalam tahap prakualifikasi. Pasalnya, mundurnya pengumuman tender Palapa Ring paket Timur ini pun karena ada beberapa perubahan di dalam dokumen. Salah satunya karena jalur pembangunan yang in line, khususnya di wilayah Papua. Rudiantara menargetkan pemenang tender paket Timur bisa diumumkan kuartal III/2016.
“Kami sudah menandatangi kerjasama dengan Kemen PUPR untuk bisa diberi kesempatan memanfaatkan right of way nya. Pada saat Kemen PUPR membangun jalan, kami akan membangun fiber optic,” ujarnya di Jakarta.
Proyek pembangunan ini infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik ini akan menerapkan bentuk Kerjasama Pemerintan Badan Usaha (KPBU) skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP). Proyek ini pun akan mendapatkan penjaminan investasi dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Skema availability payment (AP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsensi. Pembayaran sendiri akan berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha.
Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha. Nantinya, setelah proyek rampung, pemenang tender akan menerima AP yang dibayarkan melalui dana yang berasal dari Universal Service Obligation (USO) selama 15 tahun pertama.
Skema AP biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang tidak feasible secara keuangan. Dalam proyek Palapa Ring ini misalnya, akan menjangkau wilayah-wilayah yang remote dan terpencil.
“Bagaimana kita mengurangi ketimpangan. Semua masyarakat di Indonesia memiliki hak yang sama untuk dapat mengakses Internet. Dan selama ini masih terdapat kesenjangan. Pembangunan ini diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan itu,” tutup Rudiantara.