Indonesia Presentasikan ECCT di Amsterdam

Atiqa Hanum
Kamis, 4 Februari 2016 | 18:46 WIB
Kanker/telegraph.co.uk
Kanker/telegraph.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Dua ilmuan Indonesia yakni Sahudi dan Firman Alamsyah mempresentasikan penelitian tentang Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) atau rompi anti kanker yang diciptakan oleh Warsito Purwo Taruno.

Indonesia merupakan peserta satu-satunya yang hadir dalam acara “A Matter of Life or Death: Mechanisms And Relevance Of Cell Death For Cancer Biology And Treatment” diselanggarakan oleh European Association of Cancer Research di Amsterdam pada 28-30 Januari 2016.

Presentasi ilmiah ini dilakukan ditengah proses review yang dilakukan oleh Kemenkes dan Kemenristekdikti terkait teknologi ECCT dan ECVT yang dikembangkan oleh Warsito Purwo Taruno yang hingga hari ini belum diumumkan.

Sahudi mengatakan penelitian ini sangat menjanjikan untuk dilanjutkan dan harus didukung oleh pemerintah sehingga bisa menjadi solusi terapi kanker. Apalagi menurut data yang ada saat ini kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan untuk kanker baru bisa melayani 15% pasien yang ada di Indonesia dan kebanyakan terpusat di Pulau Jawa. Data Riskesdas Kemenkes menunjukan prevalensi kanker mencapai 4,3 per 1.000 orang pada tahun 2013, atau diperkirakan terdapat 1 juta orang penderita kanker.

“Alat kesehatan di Indonesia 94% berasal dari import. Alat kesehatan dengan teknologi tinggi belum banyak berkembang di Indonesia karena penelitian eksperimentalnya butuh biaya besar, waktu yang lama, hasil yang tidak pasti dan kerjasama banyak pihak,” tegasnya dalam siaran persnya, Kamis (4/2/2016).

Menurutnya, perlu adanya koordinasi antara Kemenkes dan Kemenristekdikti agar terciptanya banyak terobosan dalam teknologi medis dan memberikan solusi baru bagi pengobatan kanker.

Pertemuan ini dihadiri para peneliti kanker dari 38 negara di dunia yg berasal dari universitas dan pusat riset kanker ternama di dunia seperti German Cancer Research Center (DKFZ), Harvard Medical School USA dan Weitzmann Institute of Science Israel. Acara tersebut membahas tentang peran multifaset kematian sel di kanker mulai dari mekanisme dasar sinyal kematian sel dan resistensi, mikro tumor, heterogenitas tumor, dan efek kekebalan tubuh untuk menargetkan penemuan dan konsep terapi baru.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Atiqa Hanum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper