Bisnis.com, JAKARTA – Xiaomi punya resep jitu untuk menekan biaya pemasaran dan penjualan, yakni dengan memanfaatkan Internet.
Vendor smartphone asal China yang berdiri pada 2010 ini terbukti berhasil mengusik raksasa-raksasa yang telah dulu hadir di Negeri Tirai Bambu.
Selama ini, selain menggandeng penyedia e-commerce untuk penjualan, Xiaomi juga memanfaatkan media sosial untuk mendekatkan diri kepada pengguna (engagament).
Presiden Xiaomi Lin Bin mengatakan strategi tersebut berhasil memantapkan posisi Xiaomi di pasar dalam tempo singkat.
“Strategi ini terbukti berbiaya murah karena penetrasi Internet semakin besar khususnya di kalangan anak muda,” katanya dalam peluncuran produk perdana Xiaomi di Jakarta, Rabu (27/8).
Indonesia merupakan negara kedelapan yang diekspansi Xiaomi setelah pada Juli lalu masuk ke pasar India dengan produk MI 3.
Lin mengklaim penjualan smartphone Xiaomi pada kuartal II/2014 merupakan yang terbesar di China. “Pada kuartal II/2014 share kami mencapai 14%, lebih tinggi dari Samsung yang 12%, ” ungkapnya.
Dia juga membeberkan kesuksesan penjualan semester I/2014 yang mencapai 26,1 juta unit, tumbuh 271% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga memperoleh pendapatan sebesar 33 miliar yuan. Total sudah lebih dari 70 juta ponsel Xiaomi yang terjual dalam waktu 4 tahun usianya.
Terkait target penjualan produk perdananya di Indonesia, Readmi 1S, Lin enggan mengungkapkannya. “Sesuai permintaan saja,” katanya.
Xiaomi menggandeng Lazada, yang sebelumnya telah menjadi penyedia eksklusif untuk smartphone Motorola dan Huawei.
Andry Huzein, VP Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Lazada, mengakui pihaknya selama dua bulan dihujani pertanyaan pengunjung mengenai waktu kehadirkan Xiaomi di Indonesia.
“Dibandingkan merek yang lain, antusiasme terhadap Xiaomi merupakan yang paling tinggi,” katanya tanpa menyebut angka secara spesifik.