Bisnis.com, SAN FRANCISCO - Usulan amandemen undang-undang properti intelektual Rusia memungkinkan pengguna Twitter Inc dikenai tanggung-jawab atas pelanggaran hak cipta ketika mereka memposting kembali teks yang dibuat oleh orang lain.
Demikian dilansir Bloomberg dikutip dari Moscow Times, Rabu (25/6/2014).
Moscow Times melaporkan bahwa awalnya usulan ini hanya berlaku untuk penulisan kembali teks panjang di bidang kesusastraan, namun Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi Rusia menolak hal tersebut, dan justru memperluas cakupan jenis teks, termasuk teks singkat.
Wakil Menteri Komunikasi Rusia Alexei Volin mengatakan bahwa meskipun kata-kata yang diusulkan adalah teks singkat, dirinya berharap agar pemegang hak cipta postingan tersebut akan pergi setelah orang-orang memposting tweet orang lain.
Ivan Zasursky, yang memimpin Asosiasi Penerbit Internet Rusia, mengatakan RUU baru akan mengakibatkan pengguna menjadi rentan terhadap penipuan. Demikian lansiran Bloomberg yang mengutip Moscow Times.