Bisnis.com, BANJARMASIN--Indonesia sudah siap untuk memanfaatkan energi nuklir bila dilihat dari kemampuan sumber daya manusia dan kesediaan sumber daya alam, kata Kepala Pusat Reaktor Serbaguna Badan Tenaga Nuklir Nasional Alim Tarigan.
Hal itu disampaikan Tarigan saat menerima kunjungan kerja Biro Hubungan Masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan dan Organisasi Jurnalis Pena Hijau Indonesia Kalimantan Selatan ke Pusat Reaktor Serbaguna G.A Swabessy Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (17/11/2013).
"Reaktor serbaguna ini dibangun dengan tujuan penelitian, tes material dan produk radioisotop," katanya.
Tarigan juga menjelaskan perbandingan sumber energi nuklir, yakni uranium, adalah 1 gram uranium setara dengan 2 ton batu bara.
Hal demikian tentunya memberikan peluang yang cukup besar, dalam mengatasi krisis energi yang kerap melanda provinsi yang kaya batu bara ini.
Sayangnya, pemanfaatan sumber energi yang cukup efektif tersebut, hingga kini belum bisa diterima masyarakat secara luas, karena adanya kekhawatiran dan berbagai isu negatif tentang nuklir. "Saya sangat berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan isu bahwa nuklir berbahaya," katanya.
Melalui kunjungan kerja ini, kata Tarigan, diharapkan humas dan wartawan bisa menambah pengetahuan dan wawasan sehingga stigma negatif tentang nuklir bisa dikurangi, dan nilai positifnya bisa disosialisasikan lebih luas.
"Nuklir tidak berbahaya seperti yang dibayangkan, seperti halnya, reaktor nuklir di Jepang, kerusakannya bukan disebabkan oleh keberadaan reaktor nuklir tersebut, tetapi akibat tsunami," katanya.
Apalagi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, keamanan penggunaan tenaga nuklir, tentunya akan dapat lebih ditingkatkan.
Mengenai kondisi reaktor serbaguna yang diresmikan pada 1987 oleh Presiden Soeharto, hingga kini masih cukup baik.
"Reaktor serbaguna ini sudah berusia 26 tahun, dengan pengelolaan dan perawatan yang kami lakukan akan mampu beroperasi dengan baik, bahkan hingga 20 tahun ke depan," katanya.
Menyinggung ketersediaan sumber daya manusia pengelola tenaga nuklir, menurut Tarigan, Indonesia mempunyai sumber daya manusia pengelola nuklir yang cukup.
Saat ini, kata dia, pengelola nuklir mencapai 3000 orang dengan latar belakang pendidikan yang beraneka ragam, sehingga Indonesia mampu mengelola tenaga nuklir dengan baik.
"Kita sudah lama berkecimpung dalam mengelola tenaga nuklir, sehingga tidak perlu diragukan lagi," katanya sembari menjelaskan bahwa selain di Serpong reaktor serbaguna juga terdapat dui Bandung dan Yogyakarta.
Tarigan juga menjelaskan pengelolaan tenaga nuklir, selain efektif juga efisien, namun untuk investasi awalnya memerlukan biaya yang relatif besar, sehingga memerlukan persiapan dan kajian yang mendalam.
Reaktor serbaguna memiliki visi yaitu mulai 2014 menjadi sumber neutron yang andal sebagai pemacu pemanfaatan dan pengembangan Iptek nuklir berdiri di atas lahan seluas 30 hektare, dengan salah satu misinya adalah meningkatkan layanan iradiasi dan pemanfaatan Reaktor serba guna.
Asisten Bidang Pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Maskamian Andjam selaku pimpinan rombongan mengatakan bahwa Tenaga Nuklir merupakan alternatif sumber energi yang bisa dimanfaatkan guna mengurangi dan mengatasi terjadinya kekurangan energi di Kalimantan Selatan.
Maskamian Andjam juga mengemukakan Kalsel selalu siap untuk melakukan apa pun, sepanjang memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Tentunya, diperlukan persiapan yang matang, mengingat tingginya biaya investasi pembangunan PLTN, sehingga perlu dikaji dengan sebaik-baiknya karena menggunakan dana masyarakat," katanya.
Menurut dia, Kalimantan Selatan kaya akan sumber energi, diantaranya seperti angin, air, batu bara,dan minyak sehingga dalam penggunaan sumber energi nuklir perlu dipertimbangkan pula prioritas kebutuhan dan efisiensinya.
Kunjungan kerja ke Batan bertujuan untuk meningkatkan wawasan wartawan yang bertugas di kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, serta pegawai Humas Pemprov Kalsel.