JAKARTA: Anda pemimpin sebuah kantor? Hasil survei ini sangat penting untuk diketahui: Kehilangan data (downtime system) pada perangkat lunak memicu penurunan produktivitas kerja terutama karyawan di perusahaan yang mengandalkan proses kerja dari sistem data digital.
“Sebagian besar perusahaan di Tanah Air mengandalkan sistem data dan jika hilang, pekerjaan akan terganggu dan menurunkan produktivitas kerja,” kata Adi Rusli, pakar teknologi informasi pada workshop Hasil Survei Pemulihan Bencana, hari ini.
Dia mengungkapkan berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan oleh EMC Corporation, kehilangan data dapat menurunkan produktivitas kerj sebanyak 35%. “Rata-rata perusahaan di Indonesia memiliki dan mengandalkan sistem data. Dan jika data itu hilang, semua pekerjaan akan terhambat,” ujarnya.
Dalam survei yang juga melibatkan 2.500 perusahaan di Asia Pasifik dan Jepang menunjukkan kegagalan sistem mengakibatkan hilangnya tiga hari kerja bagi perusahaan RI yang rata-rata mempekerjakan 2.000 karyawan dengan delapan jam kerja per harinya.
“Survei tersebut menunjukkan setiap perusahaan rata-rata kehilangan 102 Gigabyte (GB) dalam kurun waktu 12 bulan,” katanya.
Adi menjelaskan jika satu Megabyte (MB) data diperkirakan setara dengan 25 dokumen surat elektronik (emai), maka akan setara dengan kehilangan atau sebanyak 2,55 juta email sebanyak 64% perusahaan di RI mengalami kehilangan data pada 2011.
“Temuan tersebut menunjukkan kebutuhan akan transformasi cadangan atau backup dari teknologi lama sudah tidak sesuai untuk pertumbuhan dan ekspektasi ketersediaan data saat ini.”
Selain menurunnya produktivitas kerja, kehilangan data juga menyebabkan keterlambatan pembuatan produk jasa sebesar 49%, kehilangan pendapatan 37% dan kehilangan kepercayaan pelanggan 37%.
“Pelanggan cenderung tidak akan percaya lagi jika suatu perusahaan tidak bisa mengembalikan data-data mereka.”
Anggota Asosiasi Peranti Lunak Indonesia (ASPILUKI) itu menyebutkan sebanyak 68 perusahaan tidak memiliki sistem untuk mengembalikan data (disaster recovery plan). Hanya sebanyak 3% perusahaan yang memiliki sistem itu sebagai antisipasi kehilangan data.
Pada penelitian tersebut juga ditemukan tiga penyebab kehilangan data yakni kegagalan piranti keras sebanyak 52%, data korup 47% dan kehilangan daya (listrik) 47%. (antara/yus)