TENDER 3G: 3 Operator berebut kanal tersisa

Lingga Sukatma Wiangga
Kamis, 2 Februari 2012 | 08:54 WIB
Bagikan

JAKARTA: Tiga operator seluler besar akan memperebutkan dua kanal tersisa di pita 3G 1.900 Mhz senilai Rp320 miliar yang akan dilanjutkan dengan penataan spektrum tahap kedua pada Agustus 2012.Ketiga operator tersebut adalah PT XL Axiata, PT Telkomsel, dan PT Indosat Tbk.Presdir XL Hasnul Suhaimi mengaku sudah lebih dulu mengajukan permintaan kanal ketiga tersebut untuk meningkatkan kapasitas data 3G nya yang makin meningkat.“Kami siap dengan harga lama seperti pada tender 3G 2006 [Rp160 miliar per kanal],” ujarnya kepada Bisnis hari ini.Pelaksanaan tender sendiri molor dari jadwal semula pada kuartal I/2012 karena ada kasus Indosat M2 yang dituduh menyalahgunakan frekuensi 3G milik induk usahanya, PT Indosat Tbk.Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno menyatakan sangat membutuhkan kanal tambahan 3G mengingat prediksi jumlah pelanggan layanan data hingga akhir tahun ini yang mencapai 60 juta orang.Sedangkan GM Corporate Communication Indosat Djarot Handoko mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji soal tender 3G tersebut.Sebelumnya, Manajemen Indosat mengungkapkan pihaknya meninginkan kanal tambahan 3G guna memenuhi kebutuhan kapasitas layanna data pelanggannya.Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan harga frekuensi 3G di Indonesia kompetitif dan tidak murah.”Kami tidak pernah menjual murah harga frekuensi 3G. Ini kan sumber daya alam terbatas, tidak mungkin main obral dengan harga murah,” tegas Menkominfo Tifatul Sembiring.Menurut dia, semua frekuensi yang dilelang harganya tidak hanya ditetapkan Kemenkominfo, tapi juga atas rekomendasi Kementerian Keuangan.  ”Tudingan yang dilontarkan sejumlah lembaga studi tidak disertai dengan bukti dan data pembanding yang valid. Saya sayangkan itu,” katanya.Menurut Tifatul, tudingan itu bermula dari hasil kajian lembaga Center for Indonesian Telecommunications Regulation Study (Citrus). Dalam kajian tersebut, Citrus menuding Kominfo berpotensi merugikan negara Rp350 triliun.Menurutnya, harga frekuensi 3G di India sebesar Rp31,4 triliun tidak bisa dibandingkan dengan Rp 350 miliar di Indonesia.“Di India, frekuensi tersebut diberikan untuk sepanjang masa. Sedangkan di Indonesia lisensi frekuensi harus dibayarkan setiap tahun. Ini tidak sama, kalau bilang diobral, jelas lebih mahal kita,” jelas dia.Tifatul juga mengaku  kecewa dengan tudingan telah mengistimewakan operator asing dalam penataan 3G ini.“Dari lima operator 3G yang ada, semua perusahaan memang sudah dimiliki asing. Telkomsel saja 35%-nya sudah milik Singapura, Indosat 65% milik Qatar, XL 90% Malaysia. Begitu pula dengan Axis dan Hutchinson,” katanya.Lebih lanjut dikatakannya, dalam penataan frekuensi 3G, semua operator sudah setuju adanya tata ulang usai dilakukan lelang pada kuartal I/2012. “Kita akan lelang kanal ketiga untuk 3G tak lama lagi. Satu operator mendapatkan prioritas untuk kanal ketiga,” jelasnya.(api) 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper