Bisnis.com, JAKARTA - Untuk beroperasi di Indonesia, wahana dirgantara super atau high altitude platform system (HAPS) dihadapkan pada sejumlah tantangan. Namun, pemerintah terbuka dengan infrastruktur telekomunikasi berbentuk mirip balon udara tersebut.
Sebelumnya, sebuah perusahaan teknologi yang bermarkas di Inggris, Avealto, menyampaikan bahwa mereka tengah mengembangkan HAPS, yang diharapkan dapat beroperasi di Indonesia pada 2024.
HAPS Avealto, yang disebut dengan wireless infrastructure platform (WIP), memiliki panjang sekitar 100 meter dan mampu mengangkut beban hingga 55 kilogram. WIP dapat mengudara dalam 3-5 bulan secara stabil.
HAPS beroperasi secara menetap di stratosfer pada ketinggian 18 kilometer hingga 22 kilometer di atas permukaan bumi. Dengan ketinggian tersebut, Avealto meyakini bahwa aktivitasnya tidak akan penerbangan di Indonesia, yang rata-rata berada di ketinggian 9-11 kilometer.
Avealto juga memproyeksikan balon udara yang berisi gas helium dan bergerak dengan tenaga surya itu, dapat memberikan layanan internet dengan cakupan 240 kilometer persegi untuk satu HAPS. Latensi yang dihadirkan akan jauh lebih rendah dari satelit, dengan kualitas internet yang lebih baik.
Mengenai rencana kehadiran HAPS Avealto di Indonesia, Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Adis Alifiawan menyebut Indonesia terbuka dengan teknologi baru. HAPS memiliki kelebihan yang cocok dengan kebutuhan Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas.