Pluang Dukung Layanan Dana Pensiun Berbasis Teknologi

Rahmi Yati
Sabtu, 18 Juni 2022 | 09:26 WIB
Dana pensiun/Istimewa
Dana pensiun/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pluang sebagai aplikasi investasi multi-aset mengenalkan inovasi produk dana pensiun berbasis teknologi yang dapat meningkatkan daya tarik layanan dana pensiun untuk masyarakat Indonesia.

Director of Business Development and Partnerships Pluang Andreas Agung Hendrawan mengatakan dana pensiun merupakan investasi jangka panjang yang perlu disiapkan sejak dini. Untuk itu, sangat penting memiliki strategi finansial menjelang masa pensiun.

"Dengan menentukan tujuan pensiun sedari dini dan mengenal bentuk investasi di platform digital, para peserta dana pensiun bisa memiliki pilihan lebih luas untuk mendiversifikasi aset investasinya dan memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko masing-masing," kata Andreas, Sabtu (18/6/2022).

Dia mencontohkan, dengan teknologi, peserta dana pensiun bisa memilih instrumen investasi yang laju keuntungannya lebih cepat dari laju inflasi untuk terhindar dari depresiasi nilai aset.

Menurut Andreas, para pelaku industri Dana Pensiun Layanan Keuangan (DPLK) berfokus untuk menggalakkan digitalisasi akses layanan dana pensiun demi mempermudah akses menjadi peserta dana pensiun. "Harapannya strategi digitalisasi di industri DPLK ini juga dapat sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia akan pentingnya layanan dana pensiun," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPLK Nur Hasan Kurniawan menekankan bahwa dukungan teknologi dan edukasi menjadi agenda penting bagi para pelaku industri DPLK. Dia menyebut digitalisasi DPLK memang jadi keharusan di tengah era digital seperti sekarang. Maka dari itu, pihaknya sangat mendukung realisasi kemudahan akses DPLK melalui digitalisasi program pensiun yang berbasis teknologi.

"Rata-rata umur pensiun di Indonesia adalah 57 tahun dengan angka harapan hidup di rentang 69 hingga 73 tahun. Mereka perlu menyiapkan bekal hidup di jeda waktu belasan tahun tersebut, termasuk biaya kesehatan, kebutuhan rumah tangga sampai dana darurat," tutup Hasan.

Untuk diketahui, per Desember 2021, industri DPLK telah mengelola aset Rp114 triliun dengan lebih dari 3,1 juta peserta. Namun bila dibandingkan jumlah pekerja di sektor formal yang mencapai 56 juta dan informal 70 juta, angka kepesertaan DPLK tergolong masih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper