Indonesia Butuh Kabel Bawah Laut, XL Axiata Beberkan Tantangannya

Rahmi Yati
Kamis, 3 Maret 2022 | 08:42 WIB
Karyawan melayani pelanggan di salah satu XL Center di Jakarta, Minggu (30/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani pelanggan di salah satu XL Center di Jakarta, Minggu (30/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menilai besarnya nilai investasi menjadi salah satu tantangan semua pihak, termasuk operator dalam mengembangkan Sistem Komunikasi Kabel Laut atau SKKL di Indonesia.

Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan investasi pembangunan kabel bawah laut di Indonesia tentu penting untuk dilakukan guna memberikan manfaat bagi ketersediaan akses internet dengan kapasitas besar yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak khususnya untuk masyarakat Indonesia.

"Namun untuk melakukannya, tentu dibutuhkan komitmen yang kuat karena terkait dengan nilai investasi yang besar, dan ini menjadi tantangan bagi semua pihak termasuk operator," ujarnya, Rabu (2/3/2022).

Kendati begitu, ke depan, kata Ayu, selaras dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ketersediaan akses internet ke jaringan global dengan kapasitas besar tersebut, investasi kabel bawah laut di Indonesia akan tetap dilakukan para operator baik melalui investasi sendiri ataupun menjalin kemitraan dengan pihak lain.

Sebab, lanjut dia, kehadiran SKKL tersebut tentu memberikan manfaat bagi seluruh pihak termasuk perusahaan, masyarakat dan juga bagi negara.

Adapun Ayu memerinci manfaat tersebut diantaranya tersedianya akses internet dan data dengan kapasitas besar ke luar negeri untuk masyarakat, pemerintah dan korporasi untuk mendukung kemudahan komunikasi dan banyak aktivitas, kemajuan ekonomi dan pengembangan teknologi, serta mengurangi ketergantungan akses internet dan data ke jaringan global yang selama ini hanya tersedia melalui jalur Singapura dan Hong Kong. 

"Selain itu juga memberi kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi digital pada masyarakat secara luas sampai ke pelosok dan kawasan timur Indonesia," tambahnya.

Lebih lanjut dia mengaku bersyukur pemerintah memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya pembangunan kabel bawah laut untuk mendukung kemajuan infrastrukur dan ekonomi digital masyarakat Indonesia.

Dengan begitu dia berharap, pemerintah akan terus mendukung ketersediaan akses internet global dengan kapasitas besar melalui proyek kabel bawah laut tersebut.

Sebagai tambahan, Meta, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), menyebutkan investasi kabel bawah laut miliknya telah mendorong pertumbuhan pesat ekonomi terutama untuk kawasan Eropa dan Asia Pasifik termasuk Indonesia.

Secara spesifik di Indonesia, Meta memperkirakan jaringan bawah lautnya mampu berkontribusi meningkatkan PDB Indonesia hingga US$59 miliar atau Rp846 triliun secara kumulatif terhitung dalam periode 2023-2025 dengan membuka potensi lapangan pekerjaan mencapai 1,8 juta lapangan pekerjaan. 

Saat ini, Meta tengah menyiapkan dua kabel bawah laut bernama Echo dan Bitfrost yang diperkirakan akan tersedia antara 2022-2025 serta mulai beroperasi melewati Selat Luzon dan menjadi kabel pertama yang menghubungkan Jakarta, Indonesia secara langsung dengan Amerika Serikat.

SKKL dengan panjang 15.000 kilometer itu ditargetkan beroperasi pada 2023 untuk Echo dan 2024 untuk Bifrost. Echo merupakan SKKL yang akan dibangun secara bersama oleh Facebook, Alphabet Google dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). 

Sementara itu, Bifrost adalah SKKL yang dibangun oleh Telkom dan Facebook serta Keppel Telecomunications & Transportation Limited.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper