Lelang Frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz Bisa Digelar Lebih Cepat, Ini Syaratnya

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 13 Januari 2022 | 11:56 WIB
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Lelang frekuensi 2,6GHz dan 3,5 GHz berpeluang digelar lebih cepat dari seharusnya. Beberapa hal harus dilakukan terlebih dahulu untuk mewujudkan hal itu.

Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan saat ini pita frekuensi 2,6 GHz dan 3,5GHz masih dihuni oleh pemain satelit. Pita 2,6 GHz digunakan untuk satelit penyiaran hingga 2024.

Artinya pada 2025, pemerintah dapat merilis spektrum frekuensi 2,6GHz. Kemenkominfo sedang mendiskusikan agar bisa merilis spektrum frekuensi tersebut lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

"Kami sedang diskusikan," kata Ismail dalam Webinar Digital Industry Forecast 2022, Rabu (12/1/2022).

Salah satu fokus dalam diskusi yang tengah dilakukan, kata Ismail, adalah mencari formula agar percepatan lelang memberi keuntungan bagi operator baru dan operator lama di pita 2,6 GHz. 

Sekadar informasi, saat ini pita 2,6 GHz dimanfaatkan oleh anak usaha MNC Group yaitu PT MNC Sky Vision Tbk. untuk kebutuhan penyiaran. Terdapat pita frekuensi selebar 190 MHz yang digunakan untuk televisi berbayar. 

Pita frekuensi 2,6 GHz dan pita frekuensi 3,5 GHz adalah 'pita frekuensi emas' untuk penggelaran 5G. Secara global terdapat 300 perangkat telekomunikasi yang terhubung dengan 5G di pita ini, menurut laporan GSMA 2020.  

Jika ingin dipercepat rilis spekturm frekuensi 2,6 GHz, maka harus terdapat kesepakatan yang membuat Sky Vision tidak dirugikan dan operasional mereka dapat tetap berjalan.

Salah satu usulan pakar telekomunikasi adalah memindahkan operasional satelit menggunakan pita frekuensi yang lebih tinggi seperti pita gelombang milimeter. "Itu harus saling menguntungkan antara operator yang lama dengan operator yang baru," kata Ismail.

Sementara itu untuk pita 3,5 GHz, lanjutnya, juga masih dimanfaatkan oleh pemain satelit. Pemerintah dan operator sering melakukan uji coba agar layanan seluler dan layanan satelit dapat berjalan bersamaan. Layanan satelit dibutuhkan karena Indonesia negara kepulauan.

"Negara kita tidak bisa hanya terestrial komunikasi," katanya.

Dari segi waktu, ujar Ismail, pita 3,5 GHz lebih fleksibel daripada 2,6 GHz. Rilis  2,6 GHz sudah jelas waktunya yaitu 2025, sedangkan  3,5 GHz, jika ditemukan  keseimbangan antara bisnis satelit dengan bisnis internet maka bisa dirilis segera. "Kami menjaga spektrum itu nanti tersedia, bersih, dan terjangkau harganya," kata Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper