IoT Berbasis Jaringan Seluler dan WiFi Paling Diminati Perusahaan

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 18 Desember 2021 | 19:04 WIB
Ilustrasi Internet of things
Ilustrasi Internet of things
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan memilih mengandalkan layanan internet untuk segalanya (internet of things/IoT) yang terhubung dengan jaringan seluler dan WiFi untuk mendukung operasional perusahaan.

Peluang operator seluler untuk memacu pendapatan dari solusi IoT terbuka lebar pada tahun depan, terlebih dengan dukungan jaringan 5G.

Hasil survei Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengenai implementasi IoT, artificial intelligence, dan big data, mengungkapkan bahwa dari 40 responden perusahaan yang diteliti, sebanyak 62,5 persen perusahaan menggunakan solusi IoT yang terhubung dengan jaringan seluler dan juga WiFi.

Jaringan layanan seluler tersebut berupa GPRS, 3G, 4G dan narrow band IoT. Adapun solusi IoT berbasis jaringan satelit (25 persen), Radio LoRA (37,5 persen) dan SigFox (12,5 persen) mengekor di belakang.

Ketua Bidang Triota Mastel Teguh Prasetya mengatakan solusi IoT berbasis WiFi dan seluler mendominasi solusi IoT yang digunakan oleh sejumlah perusahaan pada 2021. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi pada tahun depan.

“Apalagi seluler ada 5G maka diharapkan lebih bagus dan lebih murah lagi ke depannya,” kata Teguh, Sabtu (18/12/2021).

Teguh menambahkan solusi WiFi pun ke depan juga akan berkembang dengan WiFi 6. Alhasil, solusi IoT berbasis jaringan seluler dan WiFi pada tahun depan akan banyak mewarnai perangkat-perangkat IoT.

Dia memperkirakan perangkat IoT yang terhubung oleh kedua jaringan konektivitas ke depan akan makin murah, dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

“Alternatif LoRA juga tumbuh untuk mengisi gap diantara dua konektivitas jaringan tersebut,” kata Teguh.

Melihat laporan yang dikeluarkan Mastel, kata Teguh, proyeksi pertumbuhan industri IoT pada tahun depan cemerlang.

Sebanyak 91,3 persen responden telah mengetahui solusi IoT dan manfaatnya. Artinya. perusahaan penyedia solusi IoT hanya perlu menyiapkan solusi yang tepat bagi calon klien IoT mereka.

Dengan solusi yang tepat, maka keraguan pemimpin perusahaan atau pengambil keputusan dalam mengimplementasikan IoT akan berkurang. Alhasil, perusahaan yang awalnya berencana mengimplementasikan IoT pada 5 - 10 tahun lagi, waktunya bisa maju lebih cepat atau sesegera mungkin.

“Tantangan berikutnya tinggal leadership. Jika pimpinannya memahami dan menyetujui, pemanfaatan IoT di perusahaan akan lebih cepat,” kata Teguh.

Sebelumnya, Mastel mengeluarkan laporan mengenai implementasi IoT, artificial intelligence, dan big data di sejumlah perusahaan.

Penelitian dilakukan pada Agustus 2021. Mastel melakukan penelitian secara daring kepada 40 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor seperti teknologi informasi dan komunikasi (38,9 persen), manufaktur (19,4 persen), kesehatan (8,3 persen), ritel (5,6 persen), transportasi (2,8 persen) migas (2,8 persen) dan lembaga lainnya (5,6 persen).

Perusahaan yang berdomisili di Jabodetabek sebanyak 87,5 persen dan di luar Jabodetabek sebanyak 12,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper