Gotong Royong Wujudkan Era Transformasi Digital

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 16 Agustus 2021 | 16:33 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Transformasi digital menjadi kebutuhan yang tidak terhindarkan bagi Indonesia saat ini. Kehadirannya dipercaya bisa menggerakkan ekonomi digital hingga daerah rural.

Namun, perlu infrastruktur digital yang mampu meniupkan ruh sinyal untuk mewujudkannya. Mau tidak mau, pembangunan tiang dan alat pemancar harus dikebut.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan melewati semester I/2021 Kemenkominfo akan terus bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan percepatan transformasi digital bermanfaat bagi masyarakat luas.

Beberapa program prioritas Kemenkominfo terus dikebut dengan harapa masyarakat dapat makin digital, khususnya menjelang usia Indonesia yang ke-76.

Dari sisi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), Kemenkominfo telah menyelesaikan tahapan site survei sebesar 96 persen dan sedang memasuki tahap konstruksi di 1.105 lokasi.

“Pada akhir 2022 ditargetkan selesai 4.200 BTS di wilayah 3T,” kata Johnny kepada Bisnis.com, Sabtu (14/8/2021).

Tiang-tiang pemancar yang tertancap di sana merupakan cikal bakal terbentuknya ekosistem digital di daerah 3T. Kesenjangan digital bakal makin terpangkas. Masyarakat di daerah rural, perlahan terlepas dari stigma masyarakat tertinggal.

Masyarakat di daerah 3T berpeluang mengenyam pendidikan seperti masyarakat diperkotaan. Materi pendidikan berkualitas serta interaksi guru di Jakarta dengan murid di pedesaan, dapat terjadi berkat sinyal 4G yang terbangun. Kualitas pendidikan tumbuh, perekonomian digital pun diharapkan akan mengikuti.

Seperti ungkapan berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, operator telekomunikasi dalam negeri tidak tinggal diam, dan terlibat dalam membangun jaringan di desa-desa yang belum mendapat akses internet generasi keempat (4G) bersama Kemenkominfo.

Pada tahun ini diharapkan pembangunan BTS 4G di 1.423 desa/kelurahan non-3T yang belum terjangkau jaringan 4G dapat diselesaikan oleh operator seluler.

“Perpanjangan izin penggunaan frekuensi radio oleh Kemenkominfo membantu operator telekomunikasi melaksanakan komitmen pembangunan BTS 4G di 1.423 desa/kelurahan non-3T,” kata Johnny

Peran Operator Seluler
Salah satu operator seluler yang terlibat dalam mendukung percepatan transformasi digital tersebut adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Dalam mendorong transformasi dan ekosistem digital yang inklusif, Telkomsel terus mengembangkan Trifecta Digital yang meliputi konektivitas digital, platform digital dan layanan digital.

Untuk konektivitas digital, pada kuartal I/2021, Telkomsel telah mengoperasikan 183.193 BTS 3G/4G, bertambah 14.167 BTS dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. BTS baru tersebut tidak hanya tersebar di kota-kota padat penduduk, juga daerah pelosok.

Sementara itu, untuk membangun konektivitas digital di daerah perkotaan - yang sudah lebih matang - Telkomsel menghadirkan teknologi jaringan terbaru yaitu 5G. Hingga Juli 2021, sebanyak 9 kota telah menerima layanan 5G Telkomsel.

Kehadiran jaringan 5G Telkomsel akan membuat ekonomi digital di perkotaan makin bergeliat. Diperkirakan muncul anak-anak muda di perusahaan rintisan yang hadir memanfaatkan jaringan 5G Telkomsel.

Bisa dibayangkan, jika dengan jaringan 4G saja, Indonesia memiliki lebih dari 5 unikorn, maka ketika 5G berkembang sempurna - dengan kecepatan 20 kali lipat dari 4G dan latensi di bawah 1 milidetik - jumlah unikorn yang menggerakan ekonomi digital Tanah Air, makin besar.

Ramalan Google dan Temasek soal ekonomi digital Indonesia yang menyentuh Rp1.798 triliun pada 2025 berpeluang besar terwujud dengan percepatan transformasi digital yang sedang dikebut.

Saat peresmian jaringan 5G di Surakarta, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam memperkirakan bakal muncul beragam aplikasi baru dengan teknologi baru ini.

“Misalnya pengobatan jarak jauh sehingga dapat membantu rumah sakit- rumah sakit kecil atau puskesmas di sekitar kota Solo,” kata Hendri.

Salah satu manufaktur di Batam telah menggunakan solusi IoT berbasis 5G miliki Telkomsel. Dampaknya, terjadi penurunan waktu perawatan perangkat manufaktur hingga 44 persen, dibandingkan tanpa menggunakan solusi IoT 5G.

Kemudian dari sisi penerimaan komplain pelanggan turun sebesar 24 persen, rata-rata layanan suplai meningkat sebesar 70 persen dan ketepatan waktu barang sampai ke pelanggan juga meningkat mencapai 40 persen.

Adapun dari sisi platform digital, Telkomsel menghadirkan platform edukasi bernama Kuncie. Platform ini menyuguhkan materi-materi edukasi non-formal yang dikemas dalam bentuk video pendek.

Platform ini akan membantu masyarakat untuk naik kelas dan menjalin jaringan yang luas.

Telkomsel juga mengajak talenta digital di perusahaan rintisan untuk tumbuh bersama dengan bergabung ke Telkomsel Mitra Inovasi (TMI).

Anak usaha Telkomsel yang bergerak di bidang investasi perusahaan rintisan itu, tengah membidik perusahaan rintisan untuk bersinergi dan tumbuh bersama dengan ekosistem yang dimiliki Telkomsel.

Selain Telkomsel, PT Indosat Tbk. (ISAT), PT XL Axiata Tbk. (EXCL) PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) juga memiliki visi yang sama yaitu mempercepat transformasi digital dan menggerakan ekonomi digital di Tanah Air, dengan membangun jaringan telekomunikasi yang andal dan mumpuni.

Meski pemerintah dan operator telekomunikasi telah bersinergi, jalan mereka untuk mempercepat transformasi digital masih panjang. Terdapat lebih dari 12.000 desa belum mendapat sinyal 4G. Kalaupun sinyal 4G menyelimuti 12.000 desa tersebut, segenap pemangku kepentingan harus dapat memastikan jaringan 4G digunakan untuk hal-hal yang positif.

Keamandan data juga perlu ditingkatkan dengan regulasi atau infrastruktur yang lebih aman. Sejumlah kasus kebocoran data - misalnya kasus BPJS Kesehatan, Tokopedia, BRI Life dan lain sebagainya - menjadi bukti bahwa keamanan data Indonesia masih sangat rapuh.

Kerja sama dan bahu-membahu antar pemangku kepentingan masih sangat dibutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper