PPKM Darurat, Belanja IT Korporasi Ditaksir Tumbuh 8 Persen Lebih pada 2021

Akbar Evandio
Rabu, 14 Juli 2021 | 19:28 WIB
Ilustrasi work from home. /Istimewa
Ilustrasi work from home. /Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diyakini memengaruhi keputusan perusahaan terhadap pengeluaran atau belanja teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK)

Research Manager International Data Corporation (IDC) Indonesia Adrian Siregar mengatakan kebijakan pengetatan ruang gerak masyarakat yang sedang diterapkan kali ini tentunya memaksa perusahaan untuk menerapkan kembali pola bekerja dari rumah (WFH) secara menyeluruh sehingga akan memberikan pengaruh terhadap keputusan belanja TIK mereka.

“Ada perbedaan mendasar dengan pengetatan ruang gerak yang terjadi pada 2020 di awal pandemi Covid-19 [dengan hari ini] adalah organisasi saat ini lebih fokus pada ketahanan operasional [resilience] dan siap untuk menjalankan business-as-usual secara hybrid [WFO dan WFH],” ujarnya, Rabu (14/7/2021).

Di sisi lain, dia menilai akan ada peningkatan pada pembelanjaan terkait infrastruktur digital dan aplikasi terkait alat kolaborasi (collaboration tools) dan konferensi video (video-conferencing).

Sebagai informasi, International Data Corporation (IDC) memperkirakan pengeluaran atau belanja Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia akan tumbuh lebih dari 8 persen mencapai US$30,1 miliar pada 2021 dan mencapai US$33,9 miliar pada 2024.

“Melihat tren teknologi informasi saat ini perusahaan memprediksi pertumbuhan akan mencapai 8 persen (CAGR) hingga tahun 2024,” katanya.

Menurutnya, hal tersebut ditunjang oleh percepatan transformasi digital akibat pandemi Covid-19, yang fokus utamanya terletak pada kesiapan beroperasi dan melayani pelanggan secara virtual.

Alhasil, dengan tujuan tersebut kebutuhan organisasi mendasar seperti infrastruktur digital juga kebutuhan solusi terkait maha data dan analitik (big data and analytics) dan keamanan data akan menjadi elemen kunci dalam keberhasilan organisasi beradaptasi dan berkompetisi paska pandemi.

“Tentunya juga diimbangi oleh pengembangan terkait kesiapan budaya dan kapabilitas digital,” ujarnya.

Adapun, dalam laporan IDC pada 2020 terdapat tiga sektor yang memiliki pembelanjaan teknologi informasi paling besar, yaitu telekomunikasi, perbankan, dan manufaktur dengan masing-masing memiliki kontribusi sebesar 21,6 persen, 16,1 persen, dan 15,1 persen.

Terkait vertikal industri, industri personal and consumer service diperkirakan akan bangkit kembali paling cepat dengan pertumbuhan 21 persen untuk 2021.

Selain itu, investasi TIK mengalir di sektor telekomunikasi karena keadaan kembali normal, dengan pertumbuhan yang diharapkan sebesar 5,7 persen untuk 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper