Sirkular Ekonomi, Konsep Ideal dalam Pengelolaan Sampah di Indonesia

Ni Luh Anggela
Rabu, 7 Juli 2021 | 19:43 WIB
Daur ulang mobil. /Bloomberg.
Daur ulang mobil. /Bloomberg.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novrizal Tahar mengharapkan agar semua orang harus mewujudkan sirkular ekonomi, karena ini merupakan salah satu konsep dan narasi besar yang didorong oleh pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan sampah.
 
“Pemerintah memiliki target untuk menyelesaikan persoalan sampah tahun 2025 yaitu 100 persen. Pada saat ini  mungkin masih dibawah 60 persen kapasitas pengolahan sampah yang baik dan benar,” ungkap Novrizal dalam webinar Prospek Bisnis Daur Ulang yang Berkelanjutan di Indonesia, yang digelar Bisnis.com, Rabu (7/7/2021).
 
Ada dua hal yang ingin dilakukan oleh pemerintah. Pertama, membuat ekosistem dari sirkular ekonomi itu sendiri, tumbuh kapasitasnya menjadi lebih besar.
 
Salah satunya, menurutnya dengan komitmen Bank UOB, sebagai lembaga pembiayaan tentu akan memperbesar kapasitas dari ekosistem ini.
 
“Kita harus memastikan ekosistem ini dari hulu sampai hilir bisa tumbuh dengan baik sehingga ekosistem ini bisa  berkembang dengan baik, termasuk  lembaga pembiayaan yang ada di dalamnya.” katanya.
 
Baru-baru ini, Menteri Perindustrian baru meresmikan industri daur ulang plastik di Pasuruan dengan kapasitas 25.000 /ton dan di Cikarang dengan kapasitas  30.000/ton. Artinya ekosistem ini perlu diperbesar terus dari hulu sampai hilir agar ekosistemnya menjadi sehat dan seimbang.
 
Novrizal menambahkan, ada beberapa hal yang sedang dilakukan saat ini. Pertama, Insentif Fiskal. Sampai saat ini sudah ada wacana untuk mendorong PPN diturunkan dari 10 persen menjadi 2 persen.
 
“Ini sesuatu yang selalu kita perjuangkan supaya memang industri ini bisa tumbuh dengan baik dan kompetitif tentunya. Memang ini adalah green industri sehingga perlu kita berikan subsidi atau insentif oleh pemerintah. Sehingga ada keberpihakan terhadap industri ini.” jelasnya.
 
Pihaknya juga sedang mencoba untuk menerapkan dan memastikan impor plastik, kertas dan logam dapat berjalan dengan ketat, sehingga ada keseimbangan untuk suplai dari dalam negeri. Karena jika tidak ada keseimbangan, mungkin juga harga dan sebagainya dapat membuat kondisi lingkungan dalam negeri tidak dapat tumbuh dengan baik.
 
Kemudian, standarisasi juga mulai mereka kembangkan baik untuk packaging dan sebagainya, untuk yang sifatnya recycle. Sehingga apabila ini berkembang kemudian masuk ke pasar, pasar tentunya harus didorong untuk berpihak ke sini.
 
“Terakhir adalah roadmap sehingga kita berharap tahun 2030 semua industri daur ulang kita terutama plastik dan kertas itu bisa dipenuhi bahan bakunya dari sampah dalam negeri yang terpilah.” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper