Smartfren Rencanakan Uji Laik Operasi 5G Bulan Depan

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 31 Mei 2021 | 18:20 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) berencana mengikuit uji laik operasi (ULO) 5G dalam waktu dekat. Jika tidak ada halangan, Smartfren menargetkan Juni 2021 atau bulan depan, Smartfren bakal mendaftar ULO ke Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan untuk mengikuti ULO 5G, perseroan terus melakukan persiapan, salah satunya dengan melakukan uji coba 5G di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam uji coba itu, Smartfren mengeklaim kecepatan internet yang dihasilkan mencapai 1,6 Gbps.

“ULO 5G Smartfren, kalau jadwalnya kosong semoga bulan depan,” kata Djoko kepada Bisnis.com, Senin (31/5/2021).

Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menegaskan komersialisasi layanan 5G harus melewati tahapan uji laik operasi (ULO) terlebih dahulu.

ULO penting dilakukan untuk memastikan kesiapan sistem untuk melakukan komersialisasi. Setiap operator yang ingin menggelar 5G perlu melewati tahapan ini mengingat 5G adalah bentuk penambahan teknologi dari standar Uni Telekomunikasi Internasional (International Telecommunication Union/ ITU).

Djoko menyampaikan dengan mengantongi ‘tiket’ komersialisasi 5G, perseroan akan lebih siap dalam menggelar 5G pada waktunya nanti.

Djoko belum tahu kapan Smartfren akan gelar 5G secara komersial. Smartfren masih menunggu kehadiran spektrum frekuensi yang layak dengan pita yang lebar.

“Seperti kita tahu 5G ini tergantung dari sepketurm, minimal kami sudah punya tiket masuknya sedangkan pergelaran besarnya masih menunggu,” kata Djoko.

Sekadar informasi, sepanjang 2020 Smartfren membukukan pendapatan senilai Rp9,4 triliun, naik 34,63 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp6,98 triliun.

Pendapatan dari layanan data berkontribusi hingga Rp8,62 triliun, sedangkan pendapatan dari layanan non data senilai Rp345 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper