Jerman Tak Sreg Soal Kebijakan Privasi Baru WhatsApp

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 12 Mei 2021 | 17:33 WIB
Ikon Rooms juga ada di menu panggilan (call), yang kemudian akan mengarahkan pengguna ke Messenger untuk membuat Rooms. /Ilustrasi BISNIS.COM
Ikon Rooms juga ada di menu panggilan (call), yang kemudian akan mengarahkan pengguna ke Messenger untuk membuat Rooms. /Ilustrasi BISNIS.COM
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Komisaris Perlindungan Data dan Kebebasan Informasi Hamburg Johannes Caspar menguraikan sejumlah masalah mengenai kebijakan privasi Whatsapp yang diperbaharui.

Dilansir dari GSM Arena, Rabu (12/5/2021), Caspar mengeklaim bahwa kebijakan tersebut tidak sesuai dengan peraturan GDPR yang ditetapkan untuk semua perusahaan yang menyimpan data tentang pelanggan, pengguna, atau karyawan.

GDPR adalah singkatan dari General Data Protection Regulation, yaitu sebuah aturan tentang kegiatan daring, yang bertujuan melindungi data pengguna.

“Ketentuan tentang transfer data tersebar di berbagai tingkat deklarasi perlindungan data, mereka tidak jelas dan sulit dibedakan antara versi Eropa dan internasionalnya,” kata Caspar.

Selain itu, kata Caspar, isi kebijakan privasi baru menyesatkan dan terdapat kontradiksi yang cukup besar dengan GDPR. Bahkan setelah analisis yang lebih rinci, tidak dapat dilihat konsekuensi bagi pengguna.

Caspar pun mengeluarkan larangan darurat selama tiga bulan bagi induk Whatsapp, Facebook, untuk melanjutkan pengumpulan data di Jerman. Dia juga meminta panel regulator data Uni Eropa untuk mengikuti tindakan Jerman di seluruh Uni Eropa.

Sementara itu Facebook menyangkal klaim Caspar. Facebook mengatakan upaya Caspar tidak akan menghentikan kebijakan baru untuk diluncurkan. Facebook menyebut regulator Jerman salah paham mengenai pembaruan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper