Imbas Pandemi, Jumlah Pelanggan Link Net Naik 25 Persen

Dewi Andriani
Rabu, 12 Mei 2021 | 16:24 WIB
Ilustrasi work from home/istimewa
Ilustrasi work from home/istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat yang kini memiliki kebutuhan yang besar terhadap internet berkecepatan tinggi tanpa batas. Telebih dengan adanya kebijakan work from home, learn from home, serta penggunaan e-commerce dan layanan tele-medicine yang bertumbuh pesat.

Hal ini tentu saja berdampak positif pada perusahaan telekomunikasi, salah satunya PT Link Net Tbk. yang berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,05 triliun pada 2020, bertumbuh 7,8 persen secara year on year.

Begitu pula dengan EBITDA yang ikut meningkat 11,3 persen pada 2020 menjadi Rp2,3 triliun, dengan marjin EBITDA sebesar 56,9 persen. Bedampak pula pada petumbuhan laba bersih yang meningkat 5,3 persen pada 2020 menjadi Rp942 miliar dengan marjin laba bersih pada 23,3 persen.

Presiden Direktur dan CEO Link Net Marlo Budiman mengatakan peningkatan pendapatan tersebut juga tidak lepas dari penambahan jumlah pelanggan terbanyak pada 2020 yang mencapai hingga 171.000 pelanggan sehingga secara total jumlah pelanggan mencapai 839.000 pada FY2020.

“Kami meningkatkan total pelanggan sebesar 25 persen dan pelanggan baru ini akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan pada 2021 dan seterusnya,” ujarnya.

Perseroan menambah 211.000 home passes ke dalam jaringannya, menjadikan total home passes sebesar 2,68 juta. Pada 2020, Link Net juga behasil mencapai tingkat penetrasi jaringan tertinggi sebesar 31,3 persen dengan pendapatan Rata-rata per Pelanggan (ARPU) stabil pada Rp364.000.

Pada 2020, Link Net memulai proses migrasi kabel jaringan kami ke tiang infrastruktur kami sendiri untuk mencapai kemandirian infrastruktur. Target Perseroan adalah untuk memindahkan 60.000-65.000 tiang pada 2020 dan hingga akhir 2020, Link Net telah memindahkan 65.100 tiang ke infrastruktur kami sendiri.

Manajemen melaporkan bahwa proyek berjalan sesuai jadwal, mendapat pendanaan yang cukup dan berada di bawah anggaran. Proyek ini diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2022. Pada saat itu, biaya sewa tiang sebesar 3,6 persen akan hilang dan akan mempengaruhi arus kas dan pendapatan kami secara positif.

 “Kami melihat pertumbuhan pendapatan yang positif pada unit bisnis di kota-kota di luar Jakarta dan kami berharap hal ini akan terus berlanjut hingga 2021 dan seterusnya. Saya menantikan kesempatan lainnya untuk melaporkan kesuksesan kami selama 2021,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper