Amazon Game Studios Batalkan Gim Lord of the Rings, Ini Penyebabnya

Syaiful Millah
Selasa, 20 April 2021 | 09:13 WIB
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer
Truk Amazon di fasilitas Fullfillment Center di Baltimore, AS/ Bloomberg-Andrew Harrer
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa Amazon Game Studios telah membatalkan gim role-playing online yang rencananya dikembangkan yakni Lord of the Rings. 

Perusahaan pertama kali mengumumkan proyek tersebut pada 2019, rencananya akan dikembangkan bersama Athlon Games milik Leyou untuk format gim komputer dan konsol. 

Ketika itu, Athlon mengumumkan bahwa gim mengambil latar waktu sebelum peristiwa The Lord of the Rings dalam film. Pemain bisa menjelajahi tanah, orang, dan mahluk yang belum pernah dilihat sebelumnya. 

Dalam perkembangannya, Leyou diakuisisi oleh Tencent Holdings pada Desember tahun lalu. Kepada The Verge, Amazon mengatakan bahwa perusahaan tidak bisa mengamankan persyaratan untuk melanjutkan gim tersebut. 

Juru bicara Amazon mengatakan tim dari proyek gim Lord of the Rings akan mengerjakan permainan lain untuk perusahaan tersebut. "Kami menyukai IP LOTR, dan kecewa karena kami tidak akan menghadirkan gim ini kepada pelanggan," kata juru bicara. 

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2014, Amazon Game Studios belum merilis video gim yang sukses. Justru, perusahaan membatalkan beberapa gim yang telah diumumkan atau menunda yang lainnya. 

Pada Januari tahun ini, Bloomberg melaporkan bahwa studio gim memiliki masalah internal, termasuk budaya yang tidak memberikan kesempatan yang sama antara pria dan wanita, serta mesin gim internal yang tidak update. 

Namun demikian, CEO Amazon Andy Jassy mengatakan bahwa perusahaannya berkomitmen pada divisi video gim. "Saya yakin tim ini akan sampai di sana jika kami tetap fokus pada hal yang paling penting," ujarnya. 

Sementara itu, Amazon dilaporkan masih berencana menggelontorkan dana untuk memiliki properti Lord of the Rings. Perusahaan dilaporkan membayar sekitar US$465 juta untuk serial dari waralaba fiksi populer tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper