Samsung Catat Pertumbuhan Laba 44 Persen, Ini Rahasianya

Akbar Evandio
Rabu, 7 April 2021 | 13:25 WIB
Samsung/Reuters
Samsung/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Samsung Electronics Co. mencatatkan kenaikan laba sebesar 44 persen pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dikutip melalui Bloomberg, Rabu (7/4/2021), peningkatan laba Samsung didukung oleh penjualan ponsel pintar (smartphone) di segmen premium, televisi, dan peralatan rumah tangga berbasis teknologi. Perusahaan menunjukan laba selama Januari—Maret 2021 akan mencapai angka 9,3 triliun won atau US$8,32 miliar.

Peningkatan laba tersebut melebihi prediksi dengan rata-rata perkiraan 8,88 triliun won atau penjualan untuk kuartal I/2021 tercatat 17 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 65 triliun won.

Adapun, seri Galaxy S21 dari perangkat Android yang dirilis lebih awal menjadi alasan irama penyegaran tahunan Samsung. Ponsel di segmen premium tersebut memberikan dorongan pada bisnis perusahaan.

Pengiriman ponsel pintar Samsung pada kuartal I/2021 diperkirakan mencapai 76 juta, naik 25 persen dari kuartal sebelumnya, dengan harga jual rata-rata lebih dari 20 persen lebih tinggi, menurut Eugene Investment & Securities.

Sementara itu, menurut Counterpoint Research Seri S21 melampaui penjualan pendahulunya S20 dengan margin dua banding satu dalam enam minggu pertama setelah peluncuran, dibantu oleh harga awal yang lebih rendah yaitu S21 berada di angka 1 Juta Won (Rp12,8 juta) atau di bawah harga S20 yang memiliki harga Rp13 juta.

Analis Bloomberg Intelligence Masahiro Wakasugi sebelumnya memperingatkan tentang penurunan profitabilitas pada kuartal pertama tahun ini dan vendor perlu mengantisipasi permintaan yang ditaksir masih lemah, tetapi pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 terjadi lebih cepat dari yang diharapkan dan harga semikonduktor sekarang sedang naik.

Penjualan ponsel pintar di segmen premium ini bahkan mampu menutupi kerugian atas pabrik perusahaan di Austin, Texas yang ditangguhkan selama lebih dari sebulan karena gangguan listrik yang menyebabkan kerugian sekitar 300 miliar won menurut perkiraan analis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper