Indonesia Ketinggalan, Pengguna 5G di Thailand Sudah 768.000

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 7 April 2021 | 16:59 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020).Bloomberg/Qilai Shen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan saat ini pengembangan 5G di Tanah Air masih dalam tahap persiapan. 

Kemenkominfo terus mematangkan sejumlah regulasi, frekuensi yang akan dipakai dan kebutuhan lainnya agar teknologi terbaru itu dapat diimplementasikan di Tanah Air dengan optimal.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pada kuartal IV/2020 secara global ada 135 operator di 52 negara yang telah meluncurkan 5G secara komersial.

Secara umum negara-negara di Asia Tenggara, kata Johnny, sedang dalam tahap persiapan meluncurkan 5G. Beberapa negara telah menerapkan 5G secara komersial dalam lingkup yang terbatas.

Dalam kesempatan itu, Johnny memaparkan data GSMA Maret 2021, disebutkan di Singapura memiliki 195.000 pengguna seluler atau sekitar 2,58 persen dari total 8,5 juta pengguna yang telah terhubung 5G. Sementara itu pengguna seluler 5G di Thailand tercatat sebanyak 768.000 pengguna seluler (0,85 persen) dan Filipina 113.000 (0,07 persen) terhubung dengan 5G.

“Indonesia kini masih initial show case 5G, jadi masih penataan awal untuk memungkinkan kesiapan kita melaksanakan implementasi 5G,” kata Johnny di Jakarta, Rabu (7/4).

Johnny mengatakan sebagai sistem 5G membawa terobosan baru, tidak hanya membawa transformasi data yang 10 kali lebih cepat daripada 4G, namun juga menghasilkan waktu respon atau delay time di kisaran 1 milidetik.

“Konsumsi energi yang lebih efisien dan pembagian jaringan yang lebih fleksibel,” kata Johnny.

Kemenkominfo merencanakan 13 lokasi terhubung dengan jaringan 5G pada 2024. Sebanyak 5 lokasi di antaranya merupakan Destinasi Wisata Super Prioritas.

Ketua Bidang Network dan Infrastruktur Indonesian Digital Empowerment Community (IDIEC) Ariyanto A. Setyawan mengatakan bisnis 5G kemungkinan akan berbeda dengan bisnis yang ada saat ini. Operator akan berhitung dengan teliti dalam menggelar 5G di 13 lokasi, karena menyangkut kepastian investasi.

Adapun mengenai implementasi 5G di destinasi wisata super prioritas, menurut Ariyanto, cukup potensial. Salah satu manfaatnya adalah untuk membangun citra bahwa Indonesia telah siap 5G.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper