Pemerintah Berhasil Perpanjang Waktu Orbit Satelit Satria

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 6 April 2021 | 19:26 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate memberikan sambutan saat acara penandatanganan kerja sama pembangunan satelit Satria di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate memberikan sambutan saat acara penandatanganan kerja sama pembangunan satelit Satria di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Radio Regulations Board (RRB) International Telecommunication Union (ITU), badan regulasi telekomunikasi dunia, mengabulkan permohonan perpanjangan waktu penggunaan filing PSN146E Bujur Timur (BT) selama 7 bulan atau hingga Oktober 2023.

Waktu tersebut lebih singkat dari permohonan 14 bulan yang diajukan oleh pemerintah kepada ITU. Slot orbit 146BT merupakan slot orbit yang akan digunakan oleh Satelit Multifungsi Satria untuk beroperasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menjelaskan pada 22–26 Maret 2021, Kemenkominfo mengikuti sidang RRB ITU secara daring.

Dalam sidang tersebut, proposal permohonan perpanjangan filing satelit PSN 146BT yang sempat diajukan oleh pemerintah pada Oktober 2020, dikabulkan. Hanya saja, dari 14 bulan masa perpanjangan filing satelit yang sempat diajukan, ITU hanya memberikan waktu 7 bulan atau setengahnya.

“Indonesia diberikan jangka waktu 7 bulan untuk perpanjangan filing orbit ini, yaitu sampai 31 Oktober 2023. Hal ini sejalan dengan dukungan dari pabrik pembuat Satelit Satria 1 yaitu Thales Alenia Space,” kata Johnny dalam konferensi virtual, Selasa (6/4/2021).

Johnny menjelaskan perpanjangan filing satelit tidak mengubah jadwal peluncuran dan waktu operasi komersial (Commercial Operation Date/COD) Satelit Satria 1 pada Kuartal IV/2023. Perpanjangan waktu yang diberikan ITU, membuat pemerintah Indonesia mampu berhemat hingga US$9 juta.

Alasannya, tanpa adanya perpanjangan waktu, pemerintah harus mengeluarkan dana sekitar US$9 juta untuk menyewa sateli floater atau satelit yang berfungsi untuk sekadar mengisi slot orbit 146 BT, untuk sementara waktu, hingga pembuatan Satelit Satria selesai dikerjakan.

Jika tidak ada satelit yang mengisi slot orbit sedangkan waktu filing orbit telah habis, maka ITU berhak memberikan slot orbit yang kosong tersebut kepada perusahaan atau negara lain. Adapun, perpanjangan filing selama 7 bulan ini dapat menghindari biaya tambahan sebesar kurang lebih US$9 juta.

Untuk diketahui, Satelit Satria 1 PSN - BAKTI akan menempati slot orbit 146 BT pada frekuensi Ka-band, dengan filing satelit 146E. Filing satelit ini mempunyai masa berlaku sampai dengan 31 Maret 2023.

Kemenkominfo sempat mengajukan perpanjangan filling satelit selama 14 bulan ke depan, dengan alasan menyesuaikan dengan jadwal produksi satelit, produksi roket peluncur dan waktu peluncuran satelit serta pandemi Covid-19.

Permohonan perpanjangan bukanlah hal baru yang dilakukan oleh Kemenkominfo. Salah satu proyek strategis nasional tersebut, awalnya direncanakan mengorbit pada akhir 2022. Kemudian mundur menjadi pertengahan 2023. Dengan perubahan yang diajukan oleh pemerintah maka diharapkan waktu peluncuran Satelit Satria kembali mundur hingga pertengahan 2024.

Sayangnya RRB ITU hanya memberi waktu 7 bulan, yang berarti sebelum Oktober 2023, Satria harus segera meluncur dan mengisi orbit 146BT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper