F5 Lindungi Keamanan Nasabah Perbankan via Shape

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 6 Maret 2021 | 18:04 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - F5, perusahaan penyedia teknologi aplikasi pengantar dan keamanan berbasis multi-cloud, berupaya membantu perusahaan layanan keuangan mengatasi tantangan keamanan melalui sejumlah rangkaian solusi Shape.

Country Manager F5 Surung Sinamo mengatakan dengan Shape, sebuah perusahaan dapat menentukan secara akurat dan waktu nyata (real time) jika terdapat suatu permintaan yang berasal dari sumber tidak benar (fraudulent). Shape juga dapat mengantisipasi serangan yang dengan pola yang berubah setelah upaya pertama gagal dengan kemampuan adaptasi dan penyesuaian yang dimiliki.

“Solusi F5 Shape akan memitigasi secara efektif,” kata Surung dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Sabtu (6/3/2021).

Sekadar informasi, salah satu solusi Shape adalah Shape AI Fraud Engine (SAFE), yang membantu F5 mengidentifikasi dan menghilangkan transaksi fraud atau penipuan secara efektif dan akurat. Dengan ini, nasabah perbankan yang sah dapat terhindar dari tantangan otentikasi multi-faktor (MFA) yang berlebihan dan tidak perlu.

Shape juga memiliki kemampuan adaptasi dan penyesuaian, yang berasal dari pengalaman melindungi 4 miliar transaksi per minggu dari serangan transaksi imitasi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan terbesar di dunia.

Teknologi tersebut memanfaatkan kemampuan pembelajaran mesin (machine learning) dan dapat mengetahui apakah permintaan aplikasi yang dibuat dengan niat jahat atau sebaliknya.

“Keahlian ini memungkinkan Shape untuk mencegah penipuan secara real-time, mengelola agregator dan akses partner ke aplikasi perusahaan jasa keuangan, dan memberikan data baru untuk nasabah dan masukan dalam bisnis,” kata Surung.

Masalah keamanan data di Indonesia sudah cukup akut. Survei Cybersecurity Exposure Index (CEI) 2020 oleh PasswordManagers.co mengungkapkan Indonesia menempati urutan ke-59 dari 108 negara yang paling rentan terhadap ancaman dunia maya

Masih banyak serangan siber yang dialami di industri layanan keuangan di Indonesia, dengan bentuk yang umum termasuk pembobolan data seperti nama nasabah, alamat, hingga rekening bank dan nama ibu kandung. Data tersebut kemudian dijual secara daring di website ilegal untuk melakukan tindakan kriminal lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper