Twitter Kenakan Suspensi Permanen tentang Misinformasi Vaksin Covid-19

Rika Anggraeni
Selasa, 2 Maret 2021 | 15:38 WIB
Twitter akan kenakan suspensi bagi akun yang menyebarkan informasi yang salah terkait vaksin Covid-19./Bloomberg - Alex Flynn
Twitter akan kenakan suspensi bagi akun yang menyebarkan informasi yang salah terkait vaksin Covid-19./Bloomberg - Alex Flynn
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Twitter mengumumkan mulai melabeli cuitan yang membagikan informasi menyesatkan mengenai vaksin Covid-19 pada Senin (1/3/2021).

Seperti diketahui bahwa Twitter memperkenalkan kebijakan pandemi Covid-19 setahun yang lalu. Pasalnya, seiring meluasnya penyebaran vaksin Covid-19, masyarakat terus beralih ke Twitter untuk menemukan informasi kesehatan terbaru.

"Mulai hari ini, kami akan mulai menerapkan label ke cuitan yang mungkin berisi informasi menyesatkan tentang vaksin Covid-19, selain upaya berkelanjutan kami untuk menghapus informasi menyesatkan Covid-19 yang paling berbahaya," tulis Twitter dalam blog resminya, seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (2/3/2021).

Sejak diperkenalkannya panduan Covid-19, Twitter telah menghapus lebih dari 8.400 cuitan dan menantang 11,5 juta akun di seluruh dunia. Selain itu, Twitter juga memperkenalkan sistem pelanggaran baru aturan terkait pandemi Covid-19. Dalam sistem tersebut, pengguna Twitter akan diberikan teguran berdasarkan pelanggaran yang dilakukan.

Twitter berencana memberlakukan sistem lima teguran untuk pelanggaran berulang. Apabila pengguna Twitter dengan dua dan tiga teguran maka akun akan dikunci selama 12 jam.

Berikutnya apabila pengguna Twitter dengan empat teguran, akun akan dikunci selama satu minggu. Terakhir, pengguna akan mendapatkan suspensi permanen apabila telah mendapatkan lima teguran.

"Kami yakin sistem tersebut akan membantu mengedukasi publik tentang kebijakan kami dan semakin mengurangi penyebaran informasi yang berpotensi berbahaya dan menyesatkan di Twitter, terutama untuk pelanggaran berat sedang dan berat yang berulang kali," jelasnya.

Hal ini dilakukan agar publik memiliki kesempatan untuk lebih mempertimbangkan perilaku yang berdampak pada percakapan di Twitter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper