ICT Institute Usul Frekuensi 2,3 GHz Dibagi 2 Blok

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 28 Februari 2021 | 16:19 WIB
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Teknisi melakukan pemeriksaan perangkat BTS di daerah Labuhan Badas, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (26/8). Bisnis/Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai dengan membagi menjadi dua blok, lelang ulang frekuensi di pita 2,3 GHz diklaim akan menguntungkan negara dan operator.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan jumlah spektrum frekuensi yang dilelang memiliki hubungan dengan tujuan lelang tersebut diadakan. Pemerintah harus bijak dalam memutuskan jumlah frekuensi yang dilelang.

“Apakah sekadar mendapat pendapatan bagi negara atau solusi juga bagi industri yang kekurangan frekuensi,” kata Heru kepada Bisnis.com, Minggu (28/2/2021).

Dia menjelaskan jika hanya untuk mendongkrak pendapatan, lelang secara langsung sebesar 30 MHz, berpeluang menambah pendapata negara secara optimal. Namun di lain sisi, menciptkan gap kepemilikan frekuensi yang makin besar antar operator.

Adapun jika lelang dibagi menjadi tiga blok, penyebaran frekuensi akan makin rata. Operator yang kesulitan meningkatkan layanan karena kekurangan frekuensi, berpeluang mendapat frekuensi tambahan. Di sisi lain, secara pendapatan memang tidak terlalu optimal karena harga lebih murah.

Sebagai alternatif, Heru pun mengusulkan agar lelang dipita 2,3 GHz nantinya dibagi menjadi dua blok untuk 2 pemenang. Masing-masing blok berisi 15 MHz di zona yang belum dihuni Berca.

“Tapi setidaknya bisa dibagi menjadi dua blok. Arahnya tujuan menjadi solusi frekuensi juga bisa terjawab,” kata Heru.

Untuk diketahui, hingga saat ini PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tercatat sebagai operator dengan jumlah spektrum frekuensi terbanyak dengan 2x82,5 MHz. Meski yang terbesar, secara jumlah pelanggan, Telkomsel juga memiliki pelanggan terbanyak dengan 170 juta pelanggan hingga kuartal III/2020.

Sementara itu, PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) tercatat sebagai operator dengan jumlah frekuensi paling sedikit dengan 25MHz. Tri memiliki 36 juta pelanggan pada 2020, dengan 90 persen lebih pelanggan merupakan genarasi muda yang melek digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper