Kurikulum Pendidikan Perlu Sesuaikan Kebutuhan Talenta Digital

Akbar Evandio
Kamis, 25 Februari 2021 | 20:19 WIB
Disiapkan juga masa magang setelah peserta selesai mengikuti program DTS. /digitalent.kominfo.go.id
Disiapkan juga masa magang setelah peserta selesai mengikuti program DTS. /digitalent.kominfo.go.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kebutuhan talenta digital di Indonesia masih sangat besar. Pasalnya, akselerasi transformasi digital yang digadangkan oleh pemerintah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Founder of Female Geek/Tech Learning Manager at Bukalapak Anne Regita mengatakan jarak atau gap antara kurikulum sekolah dan perkuliahan dengan kebutuhan dunia kerja terlampau jauh, di mana materi yang diajarkan belum menjawab problematika pasar.

Gap-nya lumayan tinggi, mulai dari bahasa pemrograman apa yang dipelajari beda saat melamar kerja, makanya kami membuat program workshop dan mentoring karena kami melihat masih kurangnya talenta digital di Indonesia,” katanya di agenda DevCon 2021 – Accelerating Indonesia’s Digital Economy yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (25/2/2021).

Senada, Machine Learning Curriculum Developer Dicoding Tia Dewi Setiani mengakui Indonesia membutuhkan talenta digital di setiap tahunnya dengan jumlah yang tidak main-main. Kendati demikian, dia menilai perubahan dapat dimulai dari diri sendiri.

“Pada awal tahun keenam kami, sebanyak 385.000 lebih pengembang dari seluruh Indonesia sudah bergabung dengan kami dan sebanyak 1.000 pengembang merupakan member startup yang memanfaatkan program decoding,” ujarnya.

Sementara itu, Head of Data Science Indonesia/Data Scientist Gojek Alamsyah Hanza mengatakan hal urgensi saat ini adalah masyarakat Indonesia yang melek data, karena dengan mengenali data mereka bisa mendapatkan informasi dan bisa mewujudkan mimpi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Berdasarkan riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta mencatatkan hanya 19 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal dibutuhkan 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025.

Sementara itu, McKinsey dan Bank Dunia juga memperkirakan, Indonesia masih kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Artinya, ada kebutuhan 600.000 SDM digital per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper