Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ternyata tidak selamanya menimbulkan mudarat bagi pelaku bisnis. Salah satu yang berpotensi meraup cuan adalah perusahaan rintisan (startup) berbasis logistik.
Hal tersebut adalah wajar, mengingat saat kondisi pandemi Covid-19 yang sudah 10 bulan ini masyarakat masih enggan untuk berbelanja luring (offline). Platform lokapasar (e-commerce) menjadi pilihan favorit karena konsumen tidak harus melakukan kontak langsung dengan penjual dalam membeli produk.
Di sisi lain, konsumen bisa mendapatkan barang dengan lebih cepat karena beberapa perusahaan jasa kirim sudah menyediakan layanan pengiriman sehari sampai atau same day delivery. Bahkan, ada yang mampu mengirimkan barang dalam hitungan jam atau instant delivery.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yuki N. Hanafi menilai pola perubahan pembelian atau belanja masyarakat sudah mulai berubah, bahkan sebelum adanya pembatasan dan Covid-19. Adapun, pembatasan ruang gerak makin memacu pertumbuhan startup logistik.
“Pertumbuhan logistik sekarang pada tahun ini mampu meningkat hingga 5—6 persen. Kemarin peningkatan logistik dari belanja melalui daring termasuk e-commerce ada di 15 persen, pada 2021 ini bisa mencapai 20 persen,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (28/1/2021).
Dia mengakui kontribusi pertumbuhan tersebut adalah pengiriman dari belanja daring, baik dari sosial media atau e-commerce dampaknya ke last-mile delivery. Terlebih, saat ini sudah zaman realtime, kebutuhan pengiriman logistik dituntut untuk semakin cepat.