OVO Gandeng Bareksa Luncurkan Fitur Invest

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 26 Januari 2021 | 13:37 WIB
Head of Strategy and Innovation Lab OVO Abraham Viktor memperkenalkan fitur terbaru OVO PayLater saat peluncurannya di Jakarta, Jumat (10/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Head of Strategy and Innovation Lab OVO Abraham Viktor memperkenalkan fitur terbaru OVO PayLater saat peluncurannya di Jakarta, Jumat (10/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ovo, platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial, bekerja sama dengan Bareksa, platform finansial dan investasi, meluncurkan fitur Invest di aplikasi Ovo.

Presiden Direktur OVO dan Co-Founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan kolaborasi yang dilakukan merupakan upaya dalam membangun kebisaan investasi sejak di usia dini.

Kolaborasi ini merupakan yang pertama terjadi di Indonesia dengan melakukan integrasi antara e-money dan e-investment. Kolaborasi yang terjadi telah mendapat dukungan Bank Indonesia dan OJK.

Kolaborasi ini, kata Karaniya, diharapkan dapat sukses seperti integrasi Alipay dan Yu’e Bao di China, yang telah berhasil dalam mengenalkan investasi reksa dana secara masif di kalangan milenial.

“Peluncuran fitur Invest adalah bagian dari komitmen kami untuk membuka akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman dalam pengelolaan investasi, khususnya bagi investor pemula,” kata Karaniya dalam konferensi virtual, Selasa (26/1/2021).

Adapun produk yang disediakan secara eksklusif di platform Ovo, kata Karaniya, adalah reksa dana pasar uang Manulife OVO Bareksa Likuid (MOBLI) yang dikelola oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Sementara itu, Presiden Direktur Interim dari Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa mengatakan perseroan berkomitmen untuk mengembangkan industri reksa dana di Indonesia.

Sebagai wujud dari komitmen MAMI, adalah dengan secara aktif melakukan kegiatan edukasi finansial dan terus berinovasi serta berkolaborasi dengan para mitra untuk memberikan kemudahan akses bagi seluruh masyarakat Indonesia ke produk reksa dana.

“Kami secara aktif berkolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk dengan mitra di industri keuangan digital,” kata Afifa.

Untuk diketahui, mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia saat ini mencapai 76,2 persen, sementara tingkat literasi keuangan menunjukkan angka yang masih rendah yaitu sebesar 38,0 persen, di mana literasi di area pasar modal hanyalah 1,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper