Awas! Data Distribusi Vaksin Covid-19 Jadi Incaran Peretas

Akbar Evandio
Selasa, 12 Januari 2021 | 17:27 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat sektor kesehatan dan farmasi menjadi target empuk dari serangan siber, khususnya data distribusi vaksin.

CEO PT Digital Forensic Indonesia (DFI) Ruby Zukri Alamsyah menuturkan sepanjang 2020 sektor kesehatan dan farmasi memang menjadi target teratas peretasan, sehingga tidak menutup kemungkinan serangan diprediksi semakin gencar pada 2021.

“Data distribusi vaksin Covid-19 dapat menjadi sasaran empuk peretasan pada 2021. Tingkat risiko keamanan siber akan semakin tinggi,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (12/1/2021).

Ahli digital forensik itu pun menilai data kesehatan memiliki nilai tinggi untuk diperjual belikan. Para peretas berupaya mencuri data pasien, data obat, data riset, data pendistribusian hingga data pasca-vaksinasi.

Berdasarkan data Kaspersky, informasi berupa catatan medis bisa dibanderol US$40—US$60 atau Rp565.000—Rp849.000 di forum peretas atau dark web. Adapun, organisasi yang berisiko tinggi menjadi sasaran adalah perusahaan terkait pendistribusian vaksin dan pemerintah dengan motif finansial atau politik.

“Saya perhatikan aplikasi pemerintah PeduliLindungi yang menjadi pangkalan data nasional terkait pihak yang terjadwal vaksin tahap pertama. Website tersebut memiliki data-data calon penerima vaksin yang tentunya menarik bagi pihak peretas untuk melakukan serangan siber,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ruby mengimbau agar pemerintah perlu memperhatikan proses pembagian vaksin dengan bantuan aplikasi agar berjalan lancar. Di sisi lain, pemerintah juga perlu menyiapkan sistem keamanan data distribusi vaksin, karena datanya yang disimpan dan dikelola cukup melimpah.

Dia pun memerinci ancaman yang bisa terjadi saat ini adalah bocornya data penerima vaksin tahap pertama hingga perubahan data penerima, karena peretas bisa mengganti nama calon dan urutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper