Nilai Pasar IoT Indonesia Bisa Tembus Rp350 T, Ini Alasannya

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 4 Januari 2021 | 14:52 WIB
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
SAP dan Internet of Things (IoT)/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) menilai bahwa pada tahun ini permintaan terhadap perangkat IoT akan melesat. Adopsi digital yang kuat selama pandemi diprediksi membuat permintaan terhadap perangkat yang dihubungkan dengan internet (Internet of Things/IoT) makin tinggi.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) Teguh Prasetya mengatakan bahwa IoT menjadi tulang punggung dalam mendorong transformasi digital di sejumlah sektor selama pandemi Covid-19. Pada 2022 jumlah perangkat atau sensor IoT yang digunakan di Indonesia mencapai 400 juta sensor dengan nilai pasar sekitar Rp350 triliun.

“Tahun ini harus bangkit dan lebih baik dari tahun lalu, apalagi semua regulasi sudah ada. Tahun ini juga diharapkan LPWAN sudah ada di 433 MHz, sehingga jadi insentif bagi industri,” kata Teguh kepada Bisnis.com, Senin (4/1/2021).

Untuk diketahui, Jaringan area luas berdaya rendah atau Low Power Wide Area Network (LPWAN) adalah jenis jaringan area luas telekomunikasi nirkabel yang dirancang untuk memungkinkan komunikasi jarak jauh dengan bit rate yang rendah seperti perangkat atau sensor IoT.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sempat berupaya menghadirkan frekuensi tambahan untuk teknologi LPWAN di pita freekuensi 433 MHz – 434,79 MHz. Adapun saat ini, LPWAN telah menggunakan frekuensi 920-923 MHz untuk beroperasi.

Teguh berpendapat pertumbuhan industri IoT pada tahun ini juga akan terdorong oleh proses percepatan pemulihan ekonomi, mengingat dalam tersebut membutukan dorongan teknologi. Teknologi membantu dalam proses pengambilan keputusan agar lebih cepat dan automasi sehingga lebih efisien secara waktu dan biaya.

“Implementasi IoT terjadi dari mulai perangkatnya, jaringannya, analisis komputasi awan yang terpusat hingga aplikasi spesifik yang digunakan untuk pemulihan ekonomi,” kata Teguh.

Faktor lainnya yang akan mendorong pertumbuhan industri IoT pada tahun ini adalah hadirnya tren baru seperti mobil listrik. Teknologi terbaru di industri transportasi tersebut membutuhkan banyak sensor dalam mendukung operasional.

Teguh berharap penurunan permintaan perangkat IoT hingga 20 persen pada 2020 – akibat pembatasan pergerakan dan lookdown – dapat tergantikan pada tahun ini, didorong oleh sejumlah peluang pertumbuhan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper