Teken MoU, CK Hutchison dan Ooredoo Lebur Indosat (ISAT) dengan Tri

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 28 Desember 2020 | 18:47 WIB
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) menandatangani Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding /MoU) dengan Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia.

Dilansir dari laman CK Hutchion, Senin (28/12), perwakilan CK Hutchison Holdings Limited Hans Leung mengatakan bahwa saat ini proses negosiasi tengah mencapai tahap pembahasan potensi transaksi untuk menggabungkan PT Hutchison 3 Indonesia, anak perusahaan CK Hutchison, dan PT Indosat Tbk. anak perusahaan Ooredoo.

“CK Hutchison dan Ooredoo akan melanjutkan negosiasi secara eksklusif hingga 30 April 2021,” kata Hans.

Meski telah menandatangani MoU, kata Hans, belum ada keputusan tetap yang mengikat diambil untuk melanjutkan transaksi ataupun tidak melanjutkan.

“Transaksi potensial tetap tunduk pada uji tuntas yang memuaskan, kesepakatan persyaratan, penandatanganan perjanjian definitif, dan memperoleh semua persetujuan perusahaan dan peraturan yang diperlukan,” kata Hans.

Sekadar catatan, hingga kuartal III/2020 Indosat memiliki pelanggan sebanyak 60 juta pelanggan dan Tri memiliki 38 juta pelanggan. Gabungan keduanya akan menghadirkan sebuah perusahaan dengan basis pelanggan sekitar 98 juta pelanggan mendekati jumlah pelanggan Telkomsel yang mencapai 170 juta pelanggan, dan meninggalkan XL Axiata dan Smarfren, yang hanya memiliki 56,8 juta dan 29 juta pelanggan.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyambut baik rencana merger keduanya.  Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa merger merupakan mekanisme bisnis antar operator telekomunikasi.

Kemenkominfo mendukung rencana tersebut dengan menghadirkan payung hukum, salah satunya mengenai pengalihan spektrum frekuensi.

“Saya menyambut baik dalam rangka efisiensi dan cost yang lebih efektif. Infrastruktur jadi lebih efektif. Capex menjadi lebih kuat karena bergabung sehingga keputusan investasinya bisa lebih besar,” kata Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper