Telkomsel Suntik Gojek Rp2,1 Triliun, Analis: Ekosistemnya Matang

Puput Ady Sukarno
Selasa, 17 November 2020 | 18:44 WIB
Ilustrasi pengemudi Gojek mengikuti inisiatif J3K di Bekasi./Antara
Ilustrasi pengemudi Gojek mengikuti inisiatif J3K di Bekasi./Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Analis pasar modal dari Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menilai masuknya Telkomsel --anak usaha PT Telkom (persero) Tbk. (TLKM)-- ke Gojek akan semakin mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia.

Pasalnya, dengan dukungan infrastruktur dan jaringan Telkomsel yang sudah matang dan menjangkau berbagai daerah, kolaborasi dengan Gojek juga akan berdampak positif dalam meningkatkan aktivitas ekonomi secara lebih efisien.

Pihaknya juga menegaskan bahwa kesepakatan Telkomsel dan Gojek tersebut dinilai datang pada momentum yang tepat. Pasalnya, secara fundamental Gojek kini telah memasuki fase baru, dimana ekosistem bisnis di Gojek mulai berhasil mencatatkan margin positif.

"Telkomsel melakukan strategi tepat saat masuk ke Gojek. Ekosistem bisnis Gojek sudah matang dan memiliki potensi pasar yang sangat besar yang dapat dioptimalkan behaviornya sebagai sumber pendapatan baru Telkomsel," ujar Fendi, Selasa (17/11).

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Telkomsel Indonesia (Telkomsel) mengumumkan melakukan investasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengungkapkan, nilai investasi Telkomsel di Gojek mencapai USD 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/11), terungkap bahwa transaksi antara anak usahanya yaitu PT Telkomsel dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) diteken pada 16 November 2020 senilai USD 150 juta.

"Investasi di AKAB dilakukan sebagai bentuk komitmen Telkomsel sebagai perusahaan komunikasi digital untuk memberikan layanan beyond connectivity. Telkom percaya kolaborasi ini dapat memberikan layanan dan solusi yang lebih baik kepada masyarakat dalam membangun ekonomi digital yang inklusif dan berkesinambungan," jelas Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom.

Berkat aksi Telkomsel di Gojek ini saham Telkom pada Selasa melesat 6,5 persen di level Rp 3,270 per saham dibandingkan penutupan pada Senin (16/11) yang berada di harga Rp 3,070 per saham.

Sementara di tengah Pandemi yang telah melahirkan resesi di Indonesia, sampai kuartal III 2020 pendapatan bisnis digital Telkomsel tetap tumbuh sebesar 10,6 persen menjadi Rp 47,66 triliun. Pendapatan digital ini berkontribusi sebanyak 73,2 persen dari total pendapatan Telkomsel.

Prestasi Telkomsel ini didorong oleh lebih dari 170 juta pelanggan. Dari jumlah itu pelanggan mobile data sebanyak 117,3 juta, tumbuh 4,6 persen daripada periode sama 2019.

"Dengan kinerja ekosistem Gojek yang juga tumbuh positif selama pandemi, seharusnya Telkomsel bisa mendorong pendapatan digitalnya lebih besar lagi. Kolaborasi yang melibatkan pemimpin pasar di industri nya akan selalu positif untuk pasar dan pelaku usahanya sendiri," imbuh Fendi.

Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, Kamis (12/11) pekan lalu, mengumumkan, perusahaan berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (contribution margin positive) di tengah kondisi penuh tantangan dalam tahun ini. Artinya, setiap transaksi Gojek sudah menghasilkan cash flow yang belum dikurangi biaya headquarter.

"Investasi kan ada perpaduan pendanaan dari luar dan internal cash flow. Jika ada profit dari titik produk itu, investasi yang kami lakukan tidak hanya dari luar. Sejak tahun ini investasi bisa dihasilkan dari internal cash flow, ini penting sekali," jelasnya.

Gojek mengumumkan jika fundamental perusahaan di tahun 2020 semakin kuat didukung oleh total nilai transaksi di dalam platform Gojek group (Gross transaction value - GTV) yang mencapai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 170 triliun, meningkat 10% dibandingkan tahun lalu.

Pencapaian ini didorong antara lain oleh transaksi dari pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek yang telah mencapai 38 juta pengguna di seluruh Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper