Peretasan Data Marak, Ini Alasan Pendanaan Fintech Tetap Positif

Akbar Evandio
Rabu, 4 November 2020 | 07:27 WIB
Ilustrasi peretasan data. /Dok. Youtube
Ilustrasi peretasan data. /Dok. Youtube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus peretasan 2,9 juta akun pengguna Cermati.com yang dikabarkan telah dibobol dinilai tidak akan mempengaruhi minat investor untuk melakukan pendanaan pada startup di bidang finansial teknologi (fintech).

Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono perusahaan modal ventura belum berfokus pada sistem keamanan data dari perusahaan rintisan (startup) sebagai pertimbangan melakukan pendanaan.

“Pasti ada catatan, tetapi tidak akan menjadikan investor turun minatnya [untuk pendanaan], Saat ini kan Indonesia, khususnya di startup-nya berproses untuk menjadi sempurna, saya rasa ini [peretasan data] sampai kapan pun akan tetap terjadi, bahkan di luar negeri juga terjadi,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/11/2020).

Handito justru optimistis menutup akhir tahun ekosistem pendanaan startup dalam negeri akan tumbuh positif. Hadirnya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund yang tertuang lewat UU Cipta Kerja menjadi langkah konkret pemerintah dalam pengembangan startup di Indonesia.

“Justru, melihat UU cipta kerja dan ada lembaga investasi saya rasa di kuartal IV/2020 akan naik [jumlah] pendanaan, karena [startup] tidak hanya bersandar pada investor dari luar negeri dan perusahaan venture capital dan angel investor, tetapi ada anggaran pemerintah dari lembaga pendanaan tadi,” ujarnya.

Setali tiga uang, Pendiri Asosiasi Digital Kreatif Indonesia (Aditif) Saga Iqranegara pun malah melihat bahwa kasus tersebut tidak memiliki dampak signifikan pada arus pendanaan bisnis startup.

“Sepertinya hampir tidak mungkin menghindari kebocoran data secara end to end. Karena banyak pihak yang terlibat dan kebocoran bisa terjadi di bagian mana saja,” ujarnya.

Pakar Forensik Digital Ruby Alamsyah mengatakan dari tren yang ada, baik platform startup maupun pihak investor belum menjadikan keamanan IT sebagai bahan pertimbangan utama mereka.

“Biasanya untuk awal mereka lebih concern terhadap memenuhi kebutuhan pelanggan dan tanggapan dari masyarakat terhadap produk atau jasa dari bisnis startup tersebut,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper