Penjualan di China Melempem, Kinerja iPhone Mengecewakan

Amanda Kusumawardhani
Jumat, 30 Oktober 2020 | 14:35 WIB
Foto iPhone 12 Pro yang ditampilkan pada layar Macbook Pro./Bloomberg
Foto iPhone 12 Pro yang ditampilkan pada layar Macbook Pro./Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Apple Inc. melaporkan pendapatan terendah di China sejak 2014 yang mengindikasikan perusahaan Amerika Serikat kehilangan momentum di salah satu pasar terpentingnya.

Penjualan iPhone turun 29 persen pada kuartal yang berakhir pada 26 September 2020 akibat keterlambatan peluncuran produk terbarunya yakni iPhone 12.

Apple biasanya meluncurkan model iPhone terbaru pada kuartal III, tetapi model terbaru itu tidak akan tersedia hingga Oktober tahun ini. Model baru lainnya yakni iPhone 12 mini dan iPhone 12 Pro Max juga tidak akan dijual di toko hingga pertengahan November tahun ini.

Pandemi Covid-19 telah menghambat alur suplai Apple sehingga menghambat peluncuran model iPhone terbarunya. Tetapi, bahkan sebelum pandemi, Apple juga lebih lambat dibandingkan rivalnya dalam mengembangkan ponsel pintar yang bisa digunakan dengan teknologi 5G.

Pada 2019, para rivalnya termasuk Samsung Electronics Co., Huawei Technologies Co., dan Xiaomi Corp. sudah meluncurkan sejumlah model ponsel pintar yang bisa digunakan dengan teknologi 5G dengan harga yang terjangkau daripada iPhone 12. 

Pada Rabu (28/10/2020), Samsung melaporkan penjualannya terpompa hampir 50 persen pada kuartal yang berakhir September 2020. Sebaliknya, laba iPhone justru turun 21 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Counterpoint Research, Apple memiliki pangsa pasar 8 persen di China. Huawei tercatat menguasai pasar di Negeri Panda sebanyak 45 persen yang diikuti dengan Vivo, Oppo, dan Xiaomi.

Chief Executive Officer Apple Tim Cook dan Chief Financial Officer Luca Maestri berupaya untuk menghalau kekhawatiran pasar dengan optimismenya bahwa penjualan di China bakal kembali positif pada kuartal mendatang.

Maestri mengatakan permintaan iPhone tumbuh hingga pertengaha September kemudian turun. Periode tersebut merupakan masa yang tepat untuk meluncurkan produk terbaru.

“Kami sangat sangat percaya diri bahwa bisnis akan kembali tumbuh pada kuartal IV/2020,” katanya, dilansir dari Bloomberg, Jumat (30/10/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bloomberg
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper