Es di Permukaan Saturnus Mencair, NASA Deteksi Ada Kehidupan Alien

Desyinta Nuraini
Senin, 21 September 2020 | 19:49 WIB
NASA mendeteksi adanya cairan es baru di Enceladus. Ini menjadi potensi adanya pendukung kehidupan alien./Express UK
NASA mendeteksi adanya cairan es baru di Enceladus. Ini menjadi potensi adanya pendukung kehidupan alien./Express UK
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar kehidupan alien di badan antariksa NASA yang berbasis di AS telah menemukan kemungkinan adanya es segar di permukaan bulan Saturnus, Enceladus.

Bulan Saturnus, Enceladus, telah diidentifikasi sebagai salah satu kandidat yang paling mungkin untuk menampung bentuk-bentuk kehidupan alien sederhana di tata surya. Penemuan baru oleh NASA ini menunjukkan Enceladus benar-benar memiliki energi yang cukup untuk mendukung kehidupan alien.

Melansir dari Express UK, Senin (21/9/2020), para ilmuwan menggunakan data dari pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA untuk membuat gambar rinci dari bulan misterius. Mereka mengungkapkan jumlah aktivitas geologi yang mengejutkan.

Gambar komposit Cassini adalah tampilan inframerah global paling detail yang pernah dibuat oleh Enceladus dan data yang digunakan untuk mengumpulkan gambar-gambar itu memberikan bukti kuat bahwa belahan bumi utara bulan Saturnus telah muncul kembali dengan es dari intinya.

Cassini's Visible and Infrared Mapping Spectrometer (VIMS) mengumpulkan cahaya yang dipantulkan dari planet cincin Saturnus. Instrumen mutakhirnya kemudian menyaring cahaya menjadi berbagai panjang gelombang untuk menginformasikan ilmuwan tentang susunan bahan reflektif ini.

Data yang dihasilkan dikombinasikan dengan gambar rinci yang ditangkap oleh Cassini, digunakan untuk membuat peta spektrum global baru Enceladus. Ilmuwan NASA mempelajari pada 2005 bagaimana Enceladus memuntahkan butiran es dan uap dalam jumlah yang luar biasa dari lautan bawah tanah di bawah kerak es.

Peta spektral terbaru mengungkapkan sinyal inframerah berkorelasi dengan aktivitas geologi ini, dengan mudah terlihat di kutub selatan. Di sinilah fitur yang dijuluki "garis harimau" memecah es dan uap dari laut yang terkubur di bawah es.

Beberapa fitur inframerah yang sama juga muncul di belahan utara Saturnus. Ini berarti jenis aktivitas geologi yang sama telah terjadi di kedua belahan bumi.

Dr Gabriel Tobie, seorang ilmuwan VIMS dari Universitas Nantes dan salah satu penulis penelitian baru tersebut, mengatakan inframerah menunjukkan bahwa permukaan kutub selatan bulan Saturnus itu masih muda. Hal ini tidak mengherankan karena ilmuan tahu tentang jet yang meledakkan bahan es di sana.

"Sekarang, berkat mata inframerah ini, Anda dapat kembali ke masa lalu dan mengatakan bahwa satu wilayah besar di belahan bumi utara tampak juga muda dan mungkin aktif belum lama ini, dalam garis waktu geologi," ujarnya.

Cassini adalah pengorbit yang dikirim dalam misi ambisius untuk mengamati Saturnus selama lebih dari 13 tahun sebelum kehabisan pasokan bahan bakarnya. Pengorbit kemudian diinstruksikan untuk menenggelamkannya ke atmosfer planet pada 2017. Ini adalah upaya untuk melindungi Enceladus karena kemungkinan bulan itu memiliki kondisi yang sesuai untuk menampung kehidupan alien. Lautan Enceladus mungkin dipanaskan dan diaduk oleh ventilasi hidrotermal, tidak berbeda dengan yang ada di dasar samudera bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper