Diam-Diam, Gojek & Grab Juga Ngos-ngosan saat Pandemi Covid-19

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 15 September 2020 | 14:58 WIB
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com. JAKARTA – Pandemi Covid-19 memberi dampak negatif yang sangat besar bagi bisnis transportasi berbasis aplikasi. Gojek dan Grab sebagai pemain terbesar di sektor ini pun tidak tinggal diam, keduanya telah melakukan efisiensi dan inovasi agar perusahaan dapat tetap bertahan.

Berikut sejumlah langkah yang diambil keduanya selama pandemi Covid-19:

PHK Karyawan
Baik Gojek maupun Grab, keduanya pernah melakukan efisiensi dengan memangkas jumlah karyawan yang mereka miliki pada Juni lalu.

Tercatat Grab melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 360 karyawannya yang berada di Asia Tenggara. CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengungkapkan langkah ini terpaksa diambil sebagai strategi Grab dalam menghadapi krisis kesehatan global.

Dia mengatakan Grab telah melakukan segenap cara untuk menghindari kebijakan PHK ratusan karyawan Grab di Asia Tenggara. "Kami harus menerima kenyataan bahwa keputusan hari ini kami ambil demi jutaan mata pencaharian orang yang bergantung pada kita di masa 'new normal'," tulis Anthony.

Sementara itu Gojek melakukan PHK pada 430 karyawan, sebagian besar karayawan yang dipangkas merupakan bagian dari divisi yang terkait dengan GoLife dan GoFood Festival Pihak perusahaan mengatakan ratusan orang tersebut meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi atas struktur perusahaan secara keseluruhan.

“Ini merupakan satu-satunya keputusan pengurangan karyawan yang Gojek lakukan di tengah situasi Covid-19,” tutur manajemen Gojek melalui keterangan resminya.

Setop Beberapa Layanan
Selain melakukan PHK, Gojek juga menghentikan beberapa layanan di lini GoLife, yakni GoMassage, GoClean, dan GoFood Festival, yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi.

Menurut sumber, salah satu Bussiness Partner GoLife yang dikutip Bisnis.com, menyebutkan alasan pemberhentian layanan juga disinyalir, karena konsumen makin hati-hati menggunakan jasa yang berhubungan dengan fisik langsung.

Mereka juga menjelaskan meskipun ada aturan new normal, tapi tidak lantas bisa mengembalikan bisnis normal lagi, karena tingkat kepercayaannya menurun. Juga, dari sisi kesehatan belum bisa dipastikan kapan selesai, sehingga dengan pertimbangan dan kajian yang panjang keputusan itu diambil.

Fokus ke Bisnis Transportasi, Pembayaran dan Pengiriman Barang
Setelah melakukan pemangkasan pekerja dan layanan yang tidak menghasilkan cuan, baik Gojek dan Grab sama-sama fokus ke bisnis layanan transportasi, pembayaran dan pengiriman barang. Keduaya juga menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.

Kerja Sama dengan Mitra Pihak Ketiga
Grab dan Gojek juga berlomba dalam menjalin kerja sama dengan mitra pihak ketiga. Grab mendorong terciptanya digitalisasi di UMKM melalui Grab Merchant. Sementara itu, Gojek menggandeng sejumlah perusahaan rintisan seperti Halodoc, Kitabisa.com, dan PD Pasar Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper