Berantas Ponsel Ilegal, Vendor: Aturan IMEI Jadi Kunci

Akbar Evandio
Minggu, 30 Agustus 2020 | 19:10 WIB
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). Pemerintah beserta operator seluler sepakat akan tetap memberlakukan aturan blokir Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI) mulai 18 April 2020 dalam upaya memberantas ponsel atau HP ilegal yang banyak beredar di pasaran./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Vendor ponsel resmi Indonesia berharap-harap cemas terhadap pemberlakuan aturan soal International Mobile Equipment Identity (IMEI).

Pasalnya, aturan yang diyakini bakal memberantas peredaran ponsel ilegal ini memang penuh tarik menarik. Jika sesuai rencana dan tidak ada kendala teknis yang berarti, aturan ini bakal diterapkan pada 31 Agustus 2020.

Seperti diketahui, penjualan ponsel pintar global pada kuartal II-2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.

Public Relation Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto mengakui pada kuartal kedua memang terjadi penurunan penjualan berkisar 10--15 persen akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan berbagai pembatasan di dunia.

“Pasti berimbas, kalau [aturan ini] memang benar secara serius diterapkan. Yang pasti akhirnya masyarakat hanya memiliki pilihan ke perangkat yang memiliki izin untuk beredar disini. Peluang itu terbuka lebar bagi kami vendor resmi disini. Sangat positif,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (30/8/2020).

Dia mengatakan bahwa pemerintah sempat mengklaim bahwa 20 persen dari konsumsi ponsel pintar adalah black market  atau ilegal. Menurutnya, hal tersebut mengartikan ada potensi dari persentase tersebut yang akan diperebutkan para vendor resmi di Tanah Air.

“Kami-kami ini [vendor] yang resmi. Potensi kenaikan ini ada, dan ketika tidak membeli yang ilegal, peran kami adalah untuk menarik agar membeli ponsel yang resmi dan dilihat dari persentasenya cukup lumayan, misalnya dibagi rata saja bisa mendongkrak 4–5 persen kenaikan [penjualan] kami,” jelasnya.

Adapun, dia menyebutkan bahwa segmen yang berpotensi untuk diincar oleh vendor resmi setelah black market telah diberantas adalah kelas menengah.

Dia menyebutkan bahwa perusahaan sangat terpukul pada kuartal II/202. Hal ini diakibatkan oleh mal yang tutup sehingga penjualan luring sangat berdampak.

"Pusat layanan kami pun tutup. Sebelumnya, kami belum ada produk [yang menyasar kelas menengah] karena produk kami high-end semua. Nah, akhirnya saat itu kami memutuskan untuk memasukan seri untuk kelas menengah, seperti A92 dan A52 dengan kisaran Rp3 juta—Rp3,7 juta. Akhirnya kami dapat rangsangan dan respon baik, sehingga [produk] ini yang menyelamatkan kami,” jelasnya.

Head of PR Manager Asus, Muhammad Firman pun menyebutkan bahwa pemberlakuan aturan IMEI sangat positif bagi pelaku bisnis ponsel pintar di Indonesia.

“Kebetulan, di kuartal III/2020 ini ASUS juga akan menghadirkan salah satu model ponsel terbarunya di Indonesia. Dan dengan diberlakukannya aturan IMEI, tentunya sedikit banyak akan menghambat derasnya laju ponsel selundupan tidak resmi di pasaran Indonesia,” jelasnya.

Adapun Firman mengatakan bahwa strategi yang diterapkan oleh pihaknya untuk menjaga penjualan adalah mengubah orientasi bisnis untuk tidak berfokus meraih pangsa pasar dengan penjualan berkuantitas besar.

“Sejak tahun 2019 lalu, ASUS lebih memilih untuk hadir di segmen flagship premium dan smartphone ultimate gaming. Artinya, kami hanya akan menghadirkan 2 model ponsel pintar terbaru per tahun ke pasaran secara global. Di Indonesia pun demikian,” terangnya.

Berdasarkan data Gartner per Agustus 2020, merek ponsel Samsung selama tiga bulan terakhir harus menghadapi situasi yang lumayan sulit. Perusahaan asal Korea Selatan itu hanya menjual 54 juta unit sepanjang kuartal II/2020 atau menurun 27,1 persen (YoY).

Pabrikan asal China yang selama ini cukup mendominasi penjualan ponsel pintar global, yakni Xiaomi dan Oppo juga tidak jauh lebih baik. Angka penjualan mereka turun masing-masing sebesar 21,5 persen dan 15,9 persen pada kuartal II/2020 (YoY).

Namun, dari sederetan pabrikan ponsel pintar, hanya Apple yang bisa dikatakan hampir tidak mengalami penurunan. Pasalnya, Apple sepanjang kuartal II/2020 sukses menjual sekitar 38 juta unit iPhone atau hanya turun tipis 0,4 persen (YoY).

Vice President Director Erajaya Swasembada Hasan Aula mengatakan produk-produk besutan Apple memiliki peminat dan segmen pasarnya tersendiri di Indonesia.

“Setiap ada peluncuran produk baru selalu mendapat sambutan positif dari pelanggan kami. Saat ini, terkait dengan kebutuhan WFH [work from home] dan SFH [school from home] selama masa pandemi, beberapa produk pendukung seperti seperti iPad dan MacBook juga menjadi lini produk yang dicari oleh pelanggan. Erajaya Group khususnya melalui jaringan ritel iBox kami berada di posisi yang baik untuk menangkap business opportunity ini,” terangnya.

Hasan pun mengungkapkan bahwa IMEI adalah upaya pemerintah untuk menyehatkan kompetisi di industri ini. Dia melihat bahwa aturan ini sebagai suatu inisiatif yang positif yang dapat lebih menggairahkan industri gawai di Indonesia.

“Kondisi pandemi memang memberikan tekanan pada banyak bisnis di semua belahan dunia. Kesiapan perusahaan dalam menghadapi krisis seperti ini sangat penting untuk memastikan kinerja secara keseluruhan tidak terganggu. Erajaya Group secara proaktif meluncurkan inisiatif baru seperti mobile selling dan konsep penjualan omnichannel yang ternyata disambut positif oleh pelanggan kami,” terangnya.

Adapun vendor Samsung mengatakan tidak dapat memberikan tanggapan terkait dengan aturan IMEI tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper