Potensi 5G Makin Kuat, Pelanggan Asean & Oseania Bisa 21 Persen

Akbar Evandio
Rabu, 24 Juni 2020 | 01:26 WIB
Kabel data terhubung ke server 5G di Jerman./Bloomberg-Wolfram Schroll
Kabel data terhubung ke server 5G di Jerman./Bloomberg-Wolfram Schroll
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ericsson melalui laporan terbarunya memperkirakan jumlah pelanggan 5G di seluruh dunia mencapai 190 juta pada akhir 2020 dan 2,8 miliar pada akhir 2025.

Jerry Soper, Country Head of Ericsson Indonesia mengatakan bahwa di wilayah Asia Tenggara dan Oseania, 5G diperkirakan mencakup 21 persen pelanggan seluler pada 2025.

Perkiraan itu termasuk dalam Ericsson Mobility Report edisi Juni 2020, dilengkapi dengan perkiraan pertumbuhan lalu lintas data serta jumlah pelanggan di setiap wilayah.

“Adapun di Asia Tenggara, untuk nilai pendapatan tambahan dari layanan digitalisasi yang menggunakan teknologi 5G untuk penyedia layanan kami perkirakan mencapai US$ 41 miliar pada 2030,” tuturnya lewat diskusi virtual, Selasa (23/6/2020).

Laporan itu juga menyajikan ulasan tajam tentang peran jaringan dan infrastruktur digital dalam mendukung keberlangsungan kegiatan masyarakat serta membantu keluarga tetap terhubung selama masa pandemi Covid-19.

“Orang-orang di seluruh dunia harus mengubah kehidupan sehari-hari mereka akibat pandemi Covid-19. Perpindahan tempat kerja atau proses belajar ke rumah telah menunjukan pertumbuhan lalu lintas data dari bisnis ke perumahan bergeser dengan cepat. Hal ini semakin menunjukkan pentingnya konektivitas,” tuturnya

Sementara itu, pertumbuhan jumlah pelanggan 5G di beberapa negara melambat akibat pandemi itu, pertumbuhan jumlah pelanggan 5G di beberapa negara lain justru terus meningkat, sehingga mendorong Ericsson meningkatkan perkiraan pertumbuhan jumlah pelanggan 5G secara global hingga akhir 2020.

“Keberhasilan 5G tidak hanya diukur dari jumlah pelanggan yang tinggi, karena dampak dari teknologi ini pada akhirnya juga dinilai dari manfaatnya bagi masyarakat dan pelaku usaha,” tambah Jerry.

“5G adalah platform yang dibuat untuk inovasi karena teknologi ini akan merumuskan ulang cara orang berinteraksi, cara masyarakat melakukan kegiatan sehari-hari, serta cara bisnis bekerja," imbuhnya.

Nilai Infrastruktur Digital

Perubahan perilaku akibat aturan lockdown menyebabkan berbagai perubahan-perubahan terukur, baik pada jaringan stabil maupun seluler.

Pangsa terbesar dari peningkatan lalu lintas data berasal dari jaringan stabil di wilayah perumahan, yang tumbuh 20 persen-100 persen. Namun, banyak penyedia layanan juga melihat lonjakan permintaan pada jaringan seluler mereka.

Menurut penelitian terkini Ericsson Consumer Lab, 83 persen responden dari 11 negara menyatakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) membantu mereka menjalani masa lockdown.

Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan penerapan dan penggunaan berbagai layanan ICT, seperti, aplikasi e-learning dan kesehatan, yang dapat membantu masyarakat menyesuaikan diri dengan kenyataan baru, didukung oleh konektivitas. Ke depan, 57 persen responden menyatakan akan menabung demi keamanan keuangan mereka, sementara sepertiga lainnya berencana berinvestasi pada 5G dan jaringan broadband yang ditingkatkan di rumah mereka.

Hal tersebut dilakukan untuk menyiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan gelombang kedua Covid-19.

Potensi Bisnis 5G

Magnus Ewerbring, Ericsson Chief Technology Officer for Asia-Pacific menjelaskan bahwa Dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini juga menyoroti makna penting digitalisasi untuk bisnis di seluruh dunia. Konektivitas memungkinkan perusahaan terus terlibat dengan pelanggan serta melakukan transaksi bisnis secara daring.

Selain itu, kombinasi 5G dan digitalisasi menciptakan peluang baru bagi penyedia layanan untuk memperluas bisnis mereka di luar konektivitas ke berbagai sektor, mulai dari perawatan kesehatan, otomotif hingga manufaktur.

“Ericsson bertekad menyediakan solusi teknologi terkemuka untuk memberdayakan pengguna. Jaringan 5G menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi sangat rendah, dan jangkauan luas tanpa batas, yang memungkinkan pengguna memiliki pengalaman cepat dan mulus, yang belum pernah mereka miliki sebelumnya."

Pada tahap awal implementasi 5G, cara operator untuk mengatasi pertumbuhan data traffic yang sangat besar adalah dengan meningkatkan kapasitas jaringan, kecepatan, dan kualitas di wilayah metropolitan dengan peningkatan broadband seluler.

Seiring berjalannya waktu, inovasi  5G untuk bisnis yang baru dan menarik akan hadir bersama dengan use case IoT yang akan semakin membuka peluang bagi operator. Kami pun percaya bahwa keamanan 5G akan memberikan kepercayaan yang memungkinkan sistem 5G dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar use case.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Miftahul Ulum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper