Bisnis.com, JAKARTA - Zoom Video Communications Inc. berencana memperkuat sistem enkripsi layanan bagi pengguna dan institusi yang mengakses aplikasi tersebut secara berbayar.
Mengutip Bloomberg, Minggu (31/5/2020), perusahaan menyampaikan rencana tersebut ke beberapa kelompok aktivis hak asasi manusia dan pelecehan seksual terhadap anak pada Kamis (28/5/2020) lalu.
Rencana Zoom tersebut bertujuan memperbaiki kualitas sistem keamanan aplikasi sekaligus kepercayaan pengguna.
Seperti diketahui, penggunaan aplikasi Zoom melonjak secara global sejak pandemi virus corona (Covid-19) melanda. Namun, perusahaan mendapatkan tekanan yang cukup besar karena perangkat enkripsi yang dimiliki diketahui rentan setelah tidak jarang terjadi gangguan siber.
Perusahaan juga dituntut atas tuduhan menyembunyikan kesalahan dalam aplikasinya yang mana kasus-kasus troll online diketahui menyelinap masuk dan mengganggu pertemuan web dengan penyebaran ucapan kotor serta konten pornografi.
Merujuk pada laporan yang dikeluarkan Zoom pada 27 Mei 2020, perusahaan menyampaikan bakal fokus membangun sistem enkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end) untuk produknya.
Selain itu, meskipun hanya pengguna berbayar yang memiliki akses ke sistem enkripsi anyar tersebut, semua pengguna tidak berbayar akan dilindungi oleh sistem enkripsi GCM 256-bit pada 30 Mei 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
