Ventilator Portabel Besutan Konsorsium Riset Covid-19 Diuji Kemenkes

Newswire
Selasa, 7 April 2020 | 06:03 WIB
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan bahwa pelajaran sains menjadi momok bagi pelajar Indonesia lantaran cara penyampaiannya yang kurang tepat./Istimewa
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan bahwa pelajaran sains menjadi momok bagi pelajar Indonesia lantaran cara penyampaiannya yang kurang tepat./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/ BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan ventilator portabel untuk pasien virus corona buatan tim Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 sedang diuji Kementerian Kesehatan.

Ventilator portabel tersebut dibuat di bawah kendali Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai salah satu anggota konsorsium.

"Satu alat kesehatan lagi yang sangat krusial dalam penanganan COVID-19 adalah ventilator," ujar Bambang, Senin (6/4/2020).

Menurutnya, dengan banyaknya pasien Covid-19, ventilator sangat dibutuhkan dalam jumlah besar di rumah sakit. Sebelum diuji Kementerian Kesehatan, ventilator itu sudah diuji oleh para dokter. Setelah diuji Kememkes, ventilator akan diuji lagi di rumah sakit. Bambang berharap dalam dua pekan mendatang, ventilator portabel untuk pasien Corona tersebut segera bisa diproduksi dalam jumlah yang besar.

"Paling tidak membantu untuk pasien yang non-ICU [intensive care unit] yang membutuhkan bantuan ventilator."

Bambang juga menekankan bahwa ventilator portabel untuk pasien Corona itu hampir 100 persen menggunakan komponen lokal.

Selain ventilator, inovasi dari Konsorsium COVID-19 yang saat ini sedang dikembangkan mencakup dua jenis tes diagnostik.

Kit pertama disebut RDT IgG IgM dan kit kedua disebut RDT Micro-chip. Kit yang pertama saat ini sudah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan dapat diproduksi hingga 100.000 kit dalam waktu sebulan. Hasil tes bisa dilihat dalam waktu 15 menit.

Kit kedua digunakan untuk deteksi awal (early detection) dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Mengingat virus corona dapat bermutasi dalam penderita yang berbeda, kedua kit ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi virus corona yang sudah menyebar di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper