Lonjakan Trafik Data Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Akbar Evandio
Senin, 30 Maret 2020 | 21:27 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Melonjaknya trafik penggunaan internet di Indonesia pascadiberlakukannya belajar dan bekerja dari rumah  membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah dan operator.

Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute, menyoroti bahwa secara rata-rata nasional sebelum ebijakan kerja dan sekolah dari rumah diberlakukan, kebutuhan rata-rata unggah (upload) di Indonesia berada pada angka 4,5 Mbps dan pengunduhan (download) ada di 9,8 Mbps.

Namun dia mencatat saat ini telah terjadi kenaikan trafik penggunaan internet hingga 10 persen. Hal itu menurutnya membuat kecepatan akses internet untuk upload dan download berpeluang menurun.

“Namun, kapasitas yang ada sekarang masih cukup karena kenaikan belum maksimal. Meski di beberapa tempat akses internet yang lambat sudah terjadi, kenaikan trafik perlu dimonitor. Apabila sudah di atas 85 persen perlu segera ada penambahan kapasitas baik secara temporer dengan mobile BTS atau permanen. Bila tidak maka pengguna akan dirugikan,” terangnya, Senin (30/3/2020).

Heru menyampaikan pemerintah dan operator harus terus memantai kapasitas layanan, terlebih saat ini terdapat tren kenaikan penggunaan data oleh masyarakat, Dia mengatakan, apabila pandemi masih terjadi hingga tiga bulan ke depan, maka penurunan kemampuan layanan internet dapat terjadi dan perlu adanya antisipasi.

Untuk itu, dia meminta pemerintah perlu memastikan agar masyarakat dapat menggunakan internet di jam kantor dan jam sekolah untuk kepentingan kerja dan pendidikan.

“Di luar jam tersebut silakan digunakan untuk keperluan lain. Ini belum kita dengar suara dari pemerintah. Harusnya Menakertrans dan Mendikbud ikut bersuara ini. Jangan sampai WFH [kerja dari rumah] dan SWH [belajar dari rumah] jadi slogan saja padahal di rumah liburan, tidak produktif dan habis waktu untuk nonton video streaming atau main gim daring,” terangnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper