Ingin Pikat Hati Investor, Ini Tips Bagi Pebisnis Startup

Akbar Evandio
Selasa, 17 Maret 2020 | 10:59 WIB
Ilustrasi Startup. - JIBI
Ilustrasi Startup. - JIBI
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah kondisi ekonomoi glbal yang sedang tidak menentu, investor hampir dipastikan bakal memilih berhati-hati untuk berinvestasi, tak terkecuali investasi di perusahaan rintisan (startup).

Untuk itu dibutuhkan strategi khusus agar investor dapat percaya menggelontorkan dananya ke sebuah startup.

Dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (17/3/2020) Investment Associate East Ventures Devina Halim mengatakan, lima tahun lalu, saat ekonomi digital Indonesia sedang bertumbuh, investor fokus melakukan penanaman modal pada startup yang mengedepankan pemanfaatan teknologi canggih dalam menjual jasa yang diberikan. Sektor startup yang dimaksudnya seperti e-commerce, ride hailing, dan lainnya.

Namun kini, investor mulai mengeksplorasi sektor bisnis lainnya yang diproyeksi dapat memberikan kontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. Sektor tersebut seperti makanan dan minuman, kesehatan, ritel, perfilman maupun animasi.

Namun dengan kondisi perekonomian yang sedang bergejolak ini, investor pun sangat berhati - hati dalam menanamkan modal kepada para pemilik usaha.

Dia mengatakan, sebagai perusahaan penanam modal pada bisnis di fase awal, East Ventures, memiliki beberapa pertimbangan sebelum melakukan investasi.

Tahapan awal seleksi adalah memastikan status usaha yang sudah Perusahaan Terbatas (PT) guna memitigasi penipuan secara legal dan kepemilikan Laporan Keuangan dengan matriks tepat yang bisa ‘dijual’ kepada investor.

Selain itu beberapa komponen lain yang menjadi pertimbangan utama investor untuk menanam modal menurut paparan Devina antara lain:

Target pasar

Pemilik usaha harus memetakan serta memiliki target pasar yang jelas dan peminat yang sesuai dengan produk.

Skalabilitas

Memetakan strategi skalabilitas yang tepat guna memastikan pemilik usaha dapat meraup profit dengan usaha dan biaya yang efisien. Seperti contohnnya di sektor makanan dan minuman. Salah satu tantangan terbesarnya adalah menentukan lokasi yang tepat untuk menyasar target pasar produk tersebut.

Rasio pengembalian investasi (RoI)

Hal yang perlu dijalankan pelaku usaha adalah melakukan efisiensi di berbagai lini tanpa menghambat perkembangan usaha, misalnya menekan biaya produksi, atau gaji karyawan.

Selain itu, pebisnis juga perlu menemukan solusi agar pola distribusi bisa lebih efisien dan tepat sasaran. Pada akhirnya, beban usaha akan menyusut dan bisa menghasilkan laba yang maksimal serta dengan rasio RoI yang tinggi.

Tim perusahaan yang produktif

Investor akan sangat tertarik dengan tim manajemen yang saling melengkapi dalam berbagai lini kerja. Misalnya, ada yang berjiwa pemimpin dan mampu membawa perusahaan dalam visi jangka panjang, ada anggota tim yang cakap menjalankan marketing, dan anggota tim yang mahir dengan pengembangan teknologi.

Mampu menghadapi persaingan

Perusahaan harus memiliki strategi untuk tetap bertahan di sektor industri yang digeluti dan memenangkan persaingan dengan kompetitor lain.

Adaptasi dengan tren yang berkembang

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi dengan perubahan dari satu tren ke tren lain yang sangat cepat. Baik dari sektor industri maupun perubahan teknologi yang membuat semua hal mengarah pada efisiensi. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi dengan tren yang terus berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper