Bisnis.com, JAKARTA - Dalam mengoptimalisasi platform bisnis digital, terdapat beberapa tahapan yang mesti dilewati oleh perusahaan nondigital native.
CTO IBM Indonesia Panji Wasmana mengatakan terdapat dua tahapan yang mesti dilewati oleh perusahaan nondigital native.
Pertama, tahap bereksperimen dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pemindahan beban kerja ke komputasi awan.
Kedua, tahap peralihan dari eksperimen menuju penggabungan data, alur kerja, serta keahlian untuk mendorong keunggulan kompetitif.
Adapun, lanjut Panji, perusahaan bergantung kepada beberapa arsitektur kunci untuk menyediakan kerangka kerja yang praktis dalam rangka memajukan serta menginovasi bisnis pada saat melewati tahap-tahap tersebut.
"Perusahaan membutuhkan arsitektur yang terbuka dan fleksibel, di mana informasi dapat mengalir sekaligus menguatkan teknologi terkemuka yang mampu mendorong adopsi platform bisnis," ujar Panji dalam acara bertajuk CTI IT Infrastructure Summit 2020 di The Tribata Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Dia melanjutkan, hal yang diperlukan oleh perusahaan adalah arsitektur terintegrasi yang terdefinisi dengan baik berdasarkan alur kerja, serta tersentralisasi pada pelanggan.
Selain itu, perusahaan pun memerlukan beberapa layanan, seperti pusat data mokro (microservices) dan komputasi tanpa pusat data untuk memfasilitasi proses penyebaran alur kerja baru yang berkelanjutan.
"Untuk menjadi kognitif, perusahaan harus meningkatkan kepemilikan data, keunikan platform, serta keahlian spesialis," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
