EKSPANSI BISNIS STARTUP: Video Streaming Dinilai Belum Menguntungkan

Rahmad Fauzan
Senin, 9 Maret 2020 | 19:35 WIB
Streaming/
Streaming/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam dua tahun terakhir, beberapa perusahaan-perusahaan rintisan (startup) terkemuka di Indonesia memperluas jangkauan bisnisnya dengan masuk ke ranah layanan video streaming.

Langkah tersebut cukup masuk akal. Pasalnya, menurut laporan Dataxis berjudul SVOD in Asia Pacific: The Gold Rush menyebut pendapatan dari biaya berlangganan video on-demand diprediksi meningkat hingga 6,5 kali menjadi US$390 juta pada 2022 dari US$60 juta pada 2017.

Namun, Pengamat perusahaan rintisan Rama Mamuaya mengatakan belum ada perusahaan di indonesia yang dapat dikatakan berhasil mengonversi layanan tersebut menjadi transaksi yang menguntungkan.

"Sudah sejak 2 tahun terakhir, memang semua sudah coba. Namun, sejauh ini sih belum ada yang sukses mengonversi layanan jadi transaksi yang menguntungkan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/3/2020).

Layanan tersebut, lanjutnya, biasanya baru dapat diestimasi dari segi nilai ekonomi jika sudah berjalan dalam kurun 1-2 tahun.

Meskipun demikian, jika dilihat dari segi minat perusahaan terhadap sektor tersebut maupun minat masyarakat untuk layanan yang dihadirkan, tren penyediaan layanan video streaming oleh perusahaan-perusahaan rintisan di Tanah Air sejauh ini bisa dikatakan cukup positif.

Beberapa perusahaan seperti Gojek, Grab, dan Tokopedia telah memiliki layanan video streaming di platform masing-masing, baik layanan eksklusif maupun atas kerja sama dengan platform berbeda.

Tokopedia, dengan layanannya bernama Tokopedia Play, dan Gojek dengan GoPlay merupakan perusahaan yang menyediakan layanan video streaming secara mandiri.

Perusahaan seperti Grab, menyediakan layanan tersebut melalui kerja sama dengan Hooq, sedangkan Bukalapak menyediakan layanan serupa melalui kerja sama dengan platform bernama Vidio.

Adapun, jumlah peminat layanan video streaming yang dihadirkan oleh perusahaan rintisan cukup besar.

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan layanan Tokopedia Play telah diminati oleh jutaan pengguna sejak diluncurkan pada 2018 dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, Bukalapak juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan dalam hal jumlah peminat atas layanan video streaming yang dihadirkan perusahaan melalui kerja dengan platform Vidio.

Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengatakan setiap bulannya terdapat pertumbuhan jumlah peminat sekitar 70 persen sejak pertama layanan dihadirkan. Namun, pihak Bukalapak tidak dapat memberikan informasi mengenai jumlah peminat secara lebih spesifik.

Pihak Grab, melalui kerja sama dengan Hooq, juga cukup percaya diri atas layanan yang dihadirkan, yang meliputi konten populer HOOQ dari Indonesia, Asia dan Hollywood, serial orisinal terbaru, serta 19 free-to-air TV.

Group Head of Strategy and Business Development of Grab Hidayat Liu mengatakan melalui kemitraan tersebut perusahaan ke depannya akan melakukan pengembangan atas layanan yang disajikan kepada jutaan pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper