Operator Butuh Ekosistem Penunjang 5G  

Akbar Evandio
Selasa, 3 Maret 2020 | 07:07 WIB
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah operator jasa layanan telekomunikasi di Indonesia menilai implementasi 5G sangat bergantung pada ketesediaan ekosistem penunjangnya.

Plt Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan bahwa selain spektrum juga diperlukan ketersediaan handset pengguna dan perangkat jaringan yang terjangkau. 

“Saat ini XL Axiata tetap fokus untuk menyiapkan infrastruktur dan sumber daya yang perlu dibangun untuk implementasi 5G dan kami berharap dapat sesegera mungkin mengimplementasikan teknologi ini di masa yang akan datang,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin, (2/3).

Dia menambahkan  dalam membangun jaringan inti yang siap untuk mengoperasikan 5G, XL Axiata bekerja sama dengan sejumlah mitra penyedia teknologi dalam modernisasi jaringan eksisting. 

“Persiapan jaringan meliputi jaringan radio dengan modernisasi baseband yang ditargetkan mencapai 100 persen di area-area dengan kepadatan traffic yang tinggi pada 2020,” terangnya

Selain itu, dia melanjutkan bahwa implementasi control and user plane separation (CUPS) melalui fiberisasi yang dilakukan sejak akhir 2019 telah mencapai 50 persen dan di targetkan mencapai 70 persen pada 2020.

“Kemudian, untuk implementasi diameter pada billing system, saat ini telah mencapai 100 persen,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Smartfren Telecom Merza Fachys mengatakan masih menunggu ketersediaan spektrum dalam rangka ketersediaan jaringan 5G di Indonesia.

“Kami [untuk] 5G secara teknologi sudah siap, tinggal menunggu spektrum tersedia,” terangnya saat dihubungi Bisnis secara terpisah

Merza mengatakan bahwa intensif yang dibutuhkan operator adalah mengenai persoalan waktu.

“Waktunya saja, jangan kelamaan,” lanjutnya.

Sebagai informasi, terdapat sejumlah opsi frekuensi yang dapat digunakan dalam penerapan 5G seperti, 3,5 GHz, 26 GHz, dan 28 GHz atau upper band.

Terpisah, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan bahwa pemerintah masih mendiskusikan penerapan 5G di Indonesia.

Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika ( Ditjen SDPPI) Kemenkominfo, Ismail menjelaskan bahwa salah satu pertimbangan pemerintah adalah ketersediaan tiga lapisan jaringan atau spektrum frekuensi. Pasalnya bila penerapan 5G ingin terlaksana secara optimal dibutuhkan dukungan dari tiga opsi frekuensi.

"Kebutuhan kita banyak ya di 5G, dari semua layer frekuensi memang kita membutuhkan. layer di middle band, low band, dan upper band," ungkapnya di gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper