Startup Kecil dan Menengah Diperkirakan Ikut Setop 'Bakar Duit'

Rahmad Fauzan
Senin, 17 Februari 2020 | 11:54 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Tren penghentian aktivitas 'bakar duit' yang dilakukan perusahaan rintisan (startup) besar di Indonesia diperkirakan bakal menular ke startup kecil dan menengah.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan tren untuk tidak lagi melakukan aksi bakar uang oleh beberapa perusahaan rintisan besar diperkirakan juga akan diikuti oleh perusahaan rintisan dengan ukuran lebih kecil. Seperti diketahui, penghentian proses 'bakar duit' telah dilakukan  oleh beberapa perusahaan seperti Tokopedia, Gojek, hingga  Bukalapak.

“Tren seperti ini juga sudah dilihat oleh para pemberi modal,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Senin (17/2/2020).

Namun demikian, sambungnya, startup di beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi dan menjanjikan akan tetap mendapatkan akses pendanaan yang baik.

Para investor, lanjutnya, juga akan melanjutkan kebijakannya untuk memberikan pendanaan awal kepada startup berukuran kecil dengan nilai yang tidak terlalu besar. Hal itu menurutnya, akan memberikan kesempatan bagi para investor untuk melihat prospek dan keputusan kepada startup yang belum terlalu mapan.

Di sisi lain, lanjutnya, dia melihat ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia masih akan melanjutkan proses penyesuaian seiring dengan berlangsungnya tren menghentikan aksi bakar uang.

Dia mengatakan kurang baiknya kepuasan investor publik pada tahun lalu untuk kinerja perusahaan rintisan besar seperti salah satunya  WeWork masih membayangi para investor.

"Selama siklus ini masih terjadi, mau tidak mau perusahaan harus melakukan penghematan sebisa mungkin agar 'run-way' atau kondisi operasional tidak terganggu dengan berkurangnya dana dari investor," ujar Edward kepada Bisnis.com, Senin (17/2/2020).

Edward melanjutkan, perputaran dana di dalam perusahaan rintisan harus bisa menjaga kelangsungan operasional perusahaannya.

Namun demikian, Edward situasi itu dipastikan akan berakhir dalam waktu dekat, sehingga  para investor akan kembali  berbondong-bondong mencari target investasi.

"Efeknya kepada para pemain yang memimpin adalah makin banyaknya investor besar yang berlomba-lomba memberikan pendanaan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper