UMKM Tumbuh, Fintech Lending Berharap Tingkatkan Kinerja

Rahmad Fauzan
Selasa, 4 Februari 2020 | 23:55 WIB
Reynold Wijaya (CEO & Co-Founder Modalku) dan Iwan Kurniawan (COO & Co-Founder Modalku)./Istimewa
Reynold Wijaya (CEO & Co-Founder Modalku) dan Iwan Kurniawan (COO & Co-Founder Modalku)./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan peer-to-peer (P2P) lending berharap kinerjanya mampu menunjukkan tren positif pada 2020 seiring dengan bertambahnya jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Co-Founder dan Chief Operating Officer (COO) Modalku Iwan Kurniawan mengatakan banyaknya jumlah pelaku UMKM dan minimnya akses ke lembaga keuangan membuat kehadiran perusahaan P2P lending masih sangat dibutuhkan.

"Perluasan akses pendanaan dan kredit usaha perlu dilakukan, salah satunya melalui fintech P2P lendingTerlebih lagi, data menunjukkan bahwa 7 dari 10 UMKM di Indonesia tidak mendapatkan cukup akses ke pendanaan," ujar Iwan kepada Bisnis, Selasa (4/2/2020).

Peningkatan inklusi keuangan memang masih menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan P2P lending. Pasalnya, gap antara antara masyarakat yang sudah tersentuh layanan keuangan dengan yang belum masih cukup besar.

Berdasarkan laporan Google Temasek e-Conomy SEA 2019, dari sekitar 180 juta populasi dewasa di Tanah Air, sekitar 92 juta penduduk masih masuk kategori unbanked dan 47 juta lainnya underbanked.

Selain itu, lanjut Iwan, perusahaan P2P lending juga berhadapan dengan masalah rendahnya literasi serta sulitnya akses informasi kepada UMKM, khususnya di segmen mikro.

"Melalui edukasi dan berbagai informasi, harapannya UMKM akan lebih  memahami bisnis P2P Lending yang bertujuan menjadi solusi pendanaan bagi UMKM dalam mengembangkan bisnisnya," kata Iwan.

Adapun, pada 2020 Modalku akan fokus melakukan penetrasi pasar serta meningkatkan kualitas pelayanan untuk menjadi lebih cepat dan fleksibel.

Segmen UMKM yang menjadi perhatian perusahaan tersebut, termasuk penjual daring, perusahaan teknologi atau perusahaan rintisan, perusahaan jasa, dan pedagang grosiran.

"Kami percaya setiap segmen UMKM memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlu produk yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan bisnis UMKM tersebut," ujarnya.

Terpisah, Ketua Asosiasi Usaha UMKM Indonesia (Akumindo) M. Ikhsan Ingratubun mengatakan saat ini terdapat sekitar 63 juta UMKM di Indonesia. Bertambah sebanyak 1 juta unit bisnis dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper